Beberapa saat kemudian pasar mulai ramai. Penjual mulai berdatangan.
"Ibu! Sepertinya pasar ini sudah ada beberapa penjual yang datang. Ayo kita keliling," kata Putri Galuh.
"Ayo nduk. Lihat di sana ada penjual empon-empon jamu," kata Dewi Ambiwati.
"Ayo kita beli," kata Putri Galuh.
Mereka mendatangi penjual empon-empon jamu untuk bahan pembuatan jamu.
"Permisi mbah, beli bahan-bahan jamu mbah," kata Dewi Ambiwati.
"silakan dipilih tuan," kata Penjual empon-empon jamu.
"Ini sudah terkumpul kunir, kencur, jahe, temu lawak dan lain-lain sudah saya kumpulkan. Berapa mbah?" kata Dewi Ambiwati.
"Totalnya lima puluh kepek saja tuan," kata Penjual empon-empon jamu.
"Saya bayar pakai sisik emas ya mbah," kata Dewi Ambiwati.
"Ini terlalu banyak tuan, saya tidak ada kembalian," kata Penjual empon-empon jamu.
"Sudah! Ambil saja emasnya," kata Putri Galuh.
"Terima kasih banyak tuan," kata Penjual empon-empon jamu.
"Pamit dulu mbah," kata Dewi Ambiwati.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com