La Mudu menyadari, bahwa laki-laki iblis di depannya pelan-pelan ingin mengusut tentang dirinya. Sebenarnya ia dapat membunuh laki-laki tua di depannya dengan sangat muda, apalagi saat itu posisi musuh besarnya itu dalam keadaan paling lemah. Namun jika ia melakukannya saat itu, maka itu sebuah tindakan yang kurang cantik, dan sama sekali bukan tindakan seorang pendekar sejati. Ia ingin mengirim laki-laki di hadapan ke neraka dengan cara yang terhormat denga bertempur di tempat yang terbuka, sebagai layaknya antara dua jawara sejati.“Nama guru hamba Nyonya Mei, Yang Mulia. Beliau pendatang dari Negeri Sinae.”Ia sengaja berkilah dan meminjam nama depan Meilin, kekasihnya.
Dalam hati La Turangga tertawa ketika mendengar nama Meilin dibawa-bawa oleh sahabatnya di sampingnya. Untuk menyamarkan senyum yang muncul di wajahnya, ia pun berpura-pura mengusap-usap bagian hidungnya dengan tangan kanannya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com