webnovel

Quattuordecim

Calvin menutup pintu sembari melangkahkan kakinya keluar dari gedung apartemen. Calvin sehabis menghukum little babynya dengan memberikan banyak gigitan dan bekas kecupan yang memerah karena ulahnya.

Sebenarnya, calvin bukannya marah tetapi dia hanya geram terhadap niko. Dengan sikapnya yang begitu manja, suka merengek, cemburuan, dan walaupun terkadang suka membuat calvin kesal namun tetap saja menurutnya itu menggemaskan dan sampai membuat calvin ingin terus memakan niko dalam artian seperti yang calvin lakukan barusan terhadap niko.

Calvin segera melajukan kecepatan motornya menuju rumah keyla. Sesampainya calvin di kompleks perumahan, calvin langsung memakirkan motornya di perkarangan rumah keyla. Calvin menekan tombol home milik keyla dan menunggunya beberapa menit. Lalu tak lama kemudian bunda keyla yang membukakan pintu rumahnya untuk calvin.

"Calvin" Ucapnya saat melihat cowok jangkung berwajah tampan sudah tiba di teras rumahnya.

"Pagi bun" Sapa calvin sopan

Bunda nada membalas sapaan calvin, ia mempersilahkan dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Keyla, ada di kamar. Kamu langsung aja naik ke atas" Kata bunda nada.

"Oh, iya makasih, bun"

Calvin segera melangkahkan kakinya naik ke atas anak tangga menuju kamar keyla yang berada di lantai dua.

Calvin mengetuk pintu kamar keyla dua kali sampai mendengar sahutan keyla dari dalam. Calvin membuka kenop pintu perlahan, ia mendapati keyla yang masih terbaring di atas ranjangnya. Keyla masih belum menyadari calvin. Hingga,

"Calvin" Pekik keyla senang, keyla segera beranjak dan memeluk calvin yang baru saja setengah jalan masuk dalam kamarnya. Ia sampai lupa kalau sekarang sedang sakit, dia terlalu senang. Calvin terkekeh, calvin membalas pelukan keyla kemudian mengacak rambut keyla hingga sedikit berantakan.

"Jangan lari-lari, kamu kan lagi sakit"Ucap calvin. Namun, tetap saja keyla malah semakin loncat-loncat dan kegirangan.

"Ih, aku kan kangen sama kamu. Kamu kok, gak bilang sih kalau mau ke rumah? Kalau tau gitu, aku bikinin kamu sesua—" Ucapan keyla terhenti saat tiba-tiba tanganya calvin beralih menarik bibir keyla.

"Cerewet" Katanya sembari mencubit bibir keyla kemudian beralih menggendongnya dan membawanya ke atas ranjang.

"Kamu kebiasaan, kalau lagi sakit gak bilang sama aku. Aku tau dari bunda" Kata calvin, calvin mendengus sebal.

"Cuma sakit gitu doa–" Keyla kembali melihat calvin yang tampak begitu kesal karenanya. Namun, detik kemudian keyla tersenyum.

"Kan, di bilangin kaya gitu" Calvin melirik keyla sementara keyla hanya cengengesan

"Iya sayang maaf hehe"

"Kamu sudah makan?" Tanya calvin, keyla menggeleng pelan.

"Kebisaan ih, kalau sakit kaya gini jarang makan. Mau makan?"

"Mau, tapi di suapin ya" Kata keyla.

Calvin mengangguk kecil. Namun, saat calvin ingin beranjak tiba-tiba saja muncul bi mira dari ambang pintu yang masuk ke dalam kamar keyla sembari membawa semangkuk bubur dan juga teh hangat untuk keyla.

"Eh,ada den calvin" Kata bi mira, calvin tersenyum dan kembali terduduk. Sementara bi mira meletakkan makanan untuk keyla di atas nakas.

"Di makan non, mari den" Calvin dan keyla sama-sama mengangguk lalu membiarkan bi mira keluar dari kamarnya. Kemudian tangan calvin langsung beralih mengambil semangkuk bubur yang tadi di letakkan sama bi mira di atas nakas kamar keyla. Calvin berganti duduk di samping tepi ranjang dekat keyla, ia juga membantu menyuapinya.

Keyla tak hentinya berhenti tersenyum sedari tadi. Keyla hanya sibuk menatapi wajah calvin yang sedang menyuapinya tersebut sembari menelan setiap bubur yang masuk dalam mulutnya. Di tambah, akhir-akhir ini calvin memang jarang sekali bersikap manis dengannya. Jadi, tentu saja kalau sikap calvin yang sekarang itu semakin membuatnya merindukan sosok calvin.

Calvin yang menyadari hal itu kembali bertanya pada keyla. Keyla tersedak saat calvin bertanya, kenapa keyla senyum-senyum sendiri. Bak terciduk oleh sesuatu keyla menjadi gugup menjawab pertanyaan calvin.

"B-bbukan a-apa kok, aku cuma seneng aja liat kamu" Jawab keyla meyakinkan calvin. Bibir calvin tersenyum, dia hanya mengangguk mengerti.

^^^

Pintu kamar mandi terbuka lebar, beberapa menit kemudian cowok dengan wajahnya yang cantik dan juga mata yang masih terlihat sembab itu mulai melangkahkan kakinya keluar dari dalam.

Niko melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya. Terlihat jam sudah berada di pukul 11:30 tetapi, sedari tadi niko belum melihat batang hidung milik calvin yang pulang dari rumah keyla. Apa calvin langsung menuju kampus? Itu, yang ada di pikirkan niko sekarang ini.

Beberapa menit berdebat dengan argumennya sendiri, suara decitan pintu membuatnya terperangah dan langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut. Jantung niko berdetak tak beraturan saat melihat calvin masuk ke dalam kamar,niko ingin menyapanya dan meminta maaf pada calvin tetapi sepertinya sekarang bukanlah waktu yang tepat.

Niko beringsut saat calvin mulai membuka lemari pakaian tanpa mengatakan suatu apapun kepada niko. Niko sendiri juga hanya diam saja, niko tak berani membuka mulutnya suaranya seakan membisu. Niko masih merasa takut dengan calvin karena, kejadian pagi tadi membuat niko bergidik mengeri.

Niko buru-buru bergerak menuju ranjangnya dan langsung merebahkan tubuhnya di sana. Memainkan ponselnya untuk mencari kegiatan lain.

"Kenapa lari?" Tanya calvin, calvin melepas kaosnya dan memperlihatkan dada bidang milik calvin juga perutnya yang terlihat sixpack.

Niko tak menggubris, niko hanya asik bermain ponsel miliknya. Niko juga tak begitu tertarik dengan pemandangan yang sengaja di tayangkan untuknya. Bibir calvin tersenyum, melihat tingkah niko justru membuatnya semakin ingin membuatnya bersikap kasar lebih dari yang ia lakukan pada niko.

Calvin mendekati niko yang menutup tubuhnya menggunakan selimut tebal. Calvin mengerayang tubuh niko sehingga membuat niko susah bernapas."Lu ngapain sih!!" Pekik niko kesal sembari menatapnya malas, niko memejam matanya pura-pura tertidur.

Calvin tak menjawab, dia hanya mengendus-ngendus niko dan ikut masuk ke dalam selimut dengan keadaan bertelanjang dada.

Niko membiarkanya saja yang menjadikan kesenangan bagi calvin. Sedari tadi niko hanya memejam kedua matanya tak mau menatap calvin, sementara calvin terus saja mengecup wajah niko, dagu, lehernya dengan lembut.

Hingga, aktivitasnya kembali terhenti dengan suara yang mengganggu dan memekak di telinga. Calvin mendengus dengan emosi yang membuncah, dirinya menjadi kesal di setiap aksi pentingnya terantesi karena mendengar suara deringan yang berasal dari ponsel miliknya.

Galang is calling?

Membaca nama yang tertera di layar handphonenya membuat calvin menjadi malas untuk mengangkatnya. Siapa lagi kalau bukan sahabat calvin yang resek, padahal calvin sudah mengirim pesan di grup kalau dia bakalan turun.

"Apaan"

"..."

"Anjing, jadi lu cuma nanya gitu doang sama gua? Kuker bego"

"..."

"Hm"

"..."

"Oke"

Calvin kembali mematikan ponselnya dan menyelipkanya di saku celana jeans. Calvin beralih pada niko yang sedari tadi hanya diam saja, dia melanjutkan permainanya yang sempat tertunda.

Bab berikutnya