Jarak mereka semakin jauh, boy mencoba mengejar ketertinggalannya. Hingga akhirnya mobil Johan menyalakan lampu sein ke kanan. Boy pun ikut menyalakan. Dan berbelok ke sebuah rumah sakit.
"Rumah sakit?" tanyanya dalam hati.
"Ngapain tuh anak?" Boy bertanya-tanya dalam hatinya.
Johan nampak membawa beberapa keperluan untuk seseorang. Boy diam-diam mengikuti Johan. Johan mulai menyusuri lorong rumah sakit. Di fikiran Boy saat ini adalah papanya. Dia khawatir papanya kambuh dan di rawat di rumah sakit tanpa sepengetahuan Boy.
Johan masuk dia sebuah rawat inap yang notabene bukan untuk penyakit dalam, seperti paru-paru, jantung atau syaraf. Boy semakin curiga. Dia yang awalnya ingin meminta bantuan kepada Johan untuk mencari Rania kini malah mengikuti Johan.
"Maaf menunggu lama," kata Johan ketika sudah masuk di sebuah ruangan.
"Nggak apa-apa," sahut suara wanita yang tak asing bagi Boy.
"Rania!" gumam Boy.
Brak...
Boy membuka secara kasar pintu kamar tersebut.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com