webnovel

Menara Suci

Derap langkah dua ekor kuda menggetarkan tanah sepanjang perjalanan mereka bertiga menuju Menara Suci. Ya! Siapa lagi kalo bukan Master Guild Lummy, Zel, dan juga Freeya.

Sepasang kekasih itu duduk di depan dan Zel yang mengendarai kereta kudanya. Sedangkan Master Lummy duduk santai di dalam gerbong kereta yang terbuka langsung dengan arah depannnya. Jadi Master Lummy bisa melihat Zel dan Freeya langsung. Ditemani oleh sekotak hitam bernama Kotak Andorpa, Master Lummy mengawasi keadaan sekitar bersama dengan Freeya sepanjang perjalanan mereka. Berjaga-jaga akan adanya bandit atau musuh lain yang menyerang.

Zel mengeluh pelan lalu bertanya, "Sebenarnya misi apa yang sedang dijalankannya si, Master? Sampai tidak pulang-pulang setelah sekian lamanya."

Master Lummy menatap ke arah Zel dan justru bertanya balik.

"Siapa yang kau maksud itu? Odin?"

"Iya, Master. Siapa lagi orang yang punya kekuatan teleportasi selain dia?" ujar Zel masih tetap fokus dengan jalan di depannya.

Freeya yang senantiasa berada di sisi Zel pun menyenggolnya pelan. Seraya mengisyaratkan untuk diam dan tidak bertanya tentang hal itu, Freeya melototkan matanya ke Zel.

"Apa?" lirih Zel yang tak peka.

Freeya tak menanggapi lagi ucapan Zel. Barulah Master Lummy yang sedari tadi diam pun angkat bicara.

"Itu sebuah misi rahasia yang tengah dijalankan oleh dua orang penyihir tingkat SS. Kalian berdua tahu siapa gerangan, bukan?" jawab Master Lummy.

"Tuan Odin Maszeh dan Sepula Katiambre kah, Master?" terka Freeya mendahului Zel. Tampaknya Freeya juga tertarik dengan pembahasan suaminya dan Master Guild.

"Ya! Tepat sekali! Mereka berdua aku beri misi rahasia ke tempat yang hanya aku dan Penyihir Suci yang tahu. Memang sangat disayangkan jika Odin tidak ada di sini. Soalnya dia sangat berguna buat kita saat dalam perjalanan jauh seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi dia harus membantu Sepula Katiambre," terang Master Lummy sambil mengelus rambut di janggutnya.

"Lantas kalo P sendiri tengah menjalani misi rahasia juga, Master?" tanya Zel masih penasaran dengan keberadaan 3 rekan sesama penyihir tingkat SS itu.

"Iya, itu misi super rahasia melebihi misi Odin dan Sepula Katiambre."

"Huh! Ketiga teman sesama penyihir tingkat SS semuanya terlihat keren dengan menjalankan misi rahasia dan misi super rahasia. Sedang kita berdua masih tetap berada di sini. Kami juga ingin diberi misi rahasia dong Master," rengek Zel layaknya anak kecil minta permen.

"Fokus ke depan, Sayang!" saran Freeya mengingatkan.

"Kau ada-ada saja, Zel. Bukannya misimu itu sudah sangat keren? Menolong banyak orang di sekitar kita, melindungi guild dari musuh, bahkan masih bisa bersenang-senang dengan Freeya di kamar. Dari pada misi rahasia di luar guild yang risikonya tinggi, bukankah itu sebuah keuntungan tersendiri bagimu dan juga Freeya?" kata Master Lummy seraya menatap punggung Zel dan Freeya.

Freeya menengok ke belakang dan tersenyum ramah.

"Iya juga ya Master," ujar Zel tersenyum tipis saat mengingat kejadian semalam.

Tak terasa perjalanan mereka bertiga berakhir saat kereta kuda yang dikendarai berhenti di depan sebuah bangunan tinggi dengan selamat. Zel dan Freeya turun lebih dulu untuk membantu Master Lummy turun. Setelahnya, Zel mengikat kedua kuda itu sebelum masuk ke dalam bangunan tinggi nan besar yang disebut Menara Suci.

Bangunan yang dinamakan Menara Suci itu bercat putih di temboknya, menjulang tinggi mencakar langit. Di situlah tempat tinggal para Penyihir Suci. Total ada 7 Menara Suci yang berada di sudut-sudut ibu kota Kerajaan Asque. Sebanyak Penyihir Suci yang juga sama-sama berjumlah tujuh.

7 Penyihir Suci yakni seseorang yang bertanggung jawab atas Master Guild tiap-tiap Guild yang ada. Tingkatan 7 Penyihir Suci pun 1 tingkat lebih tinggi dibanding Master Guild. Mereka di tingkat SSSS alias S4. 2 tingkat lebih rendah setelah Kaisar Sihir dan juga 4 Arah Mata Angin. Segala sesuatu yang berhubungan dengan guild harus dilaporkan langsung oleh Master Guild kepada penanggung jawabnya masing-masing, yakni salah satu dari 7 Penyihir Suci itu.

Mereka bertiga melangkah masuk ke dalam Menara. Penjaga pintu membukakan setiap pintu yang dilalui mereka bertiga. Hingga sampailah di sebuah ruangan teratas menara dan menjumpai seorang perempuan muda cantik berambut panjang layaknya Freeya.

"Lama tak berjumpa, Tuan Putri Lyly Marie. Kecantikan Anda memang tak ada tandingannya dan tak pernah pudar dimakan waktu nan usia. Diriku ini...."

"Ehem! Ehem!" dehem Freeya seketika menghentikan kelakuan Zel saat bertemu wanita cantik.

"Bagus ya menggoda wanita lain di depan istrinya. Malam ini tak ada jatah di ranjang!" ancam Freeya yang langsung membuat Zel kecut.

Nyali Zel langsung ciut dan segera minta maaf pada Freeya. Freeya yang mengepalkan tangannya itu sungguh menyeramkan di mata Zel. Sedang Master Lummy dan perempuan bernama Lyly Marie itu tertawa dengan tingkah sepasang kekasih di depan mata mereka.

"Lama tak jumpa Nona Lyly Marie," sapa Master Lummy.

"Iya, Master. Silakan duduk," ramah Lyly yang mengenakan gaun putih.

Tanpa menghiraukan Zel dan Freeya yang tengah ribut sendiri, Master Lummy tak lupa dengan tujuan awalnya. Master Lummy pun duduk bersama Lyly.

"Bagaimana kabar Anda? Saya harap Anda baik-baik saja,"

"Saya baik-baik saja. Master sendiri bagaimana? Ada gerangan apa Master jauh-jauh datang ke sini?" tanya Lyly dengan pandangan matanya mengarah ke sebuah kotak hitam yang dibawa Master Lummy.

Master Lummy pun langsung saja meletakkan kotak Andorpa itu di meja yang ada di depannya.

"Saya juga baik-baik saja, Nona. Kedatangan saya ke sini ditemani Zel dan Freeya hendak meminta tolong pada Nona untuk melacak keberadaan dari pemilik perangkat sihir musuh yang berhasil kami amankan di dalam Kotak Andorpa," jelas Master Lummy.

Master Lummy pun membuka kotak hitam itu dan memperlihatkan isinya pada Lyly. Zel dan Freeya pun duduk di samping Master Lummy dengan sopan usai damai satu sama lain.

"Apa yang sudah terjadi, Master? Musuh menyerang Guild Lumiere?" tanya Lyly penasaran.

Zel pun menjelaskan semuanya. Setelah itu, Lyly coba memegang salah satu perangkat sihir tersebut. Dirasakannya ES yang masih mengalir dalam perangkat sihir itu meski sangat lemah.

"Ini jelas perangkat sihir yang menggunakan sihir kegelapan. Apa mungkin ada hubungannya dengan iblis? Berdasarkan cerita yang disampaikan oleh Zel, pikiran saya hanya tertuju pada satu Pangeran Iblis yang menguasai nafsu. Apa mungkin ini ulah anak buahnya Pangeran Iblis itu?" kata Lyly mengungkapkan pikirannya.

"Silakan langsung dicek saja, Nona. Di manakah keberadaan pion iblis itu? Saya penasaran," ujar Zel.

"Pangeran Iblis, ya? Apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan, Fiero? Apa aku harus menceritakan hal ini juga pada Nona Lyly?" batin Master Guild termenung seorang diri.

Bab berikutnya