Mia tertawa dan menunjuk ke telinganya, "Telinga masa, bisa hamil…."
Julian tersenyum, dan senyum itu perlahan-lahan menyebar dari sudut mulutnya ke dalam matanya, mewarnai matanya yang hangat. Perlahan-lahan, tatapannya semakin dalam.
Karena posisinya, Julian berada di tempat yang tepat untuk melihat bekas luka di belakang telinga kiri Mia. Kalau diingat lagi, hanya karena melihat bekas luka itu, Julian mau menyetujui Berlian untuk mendesain gedung konsernya.
Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa di balik dirinya yang tidak jatuh cinta pada pandangan pertama dan baru merasakan cinta setelahnya... akan ada perasaan tersembunyi yang terus berkembang seiring mereka berinteraksi.
Sayangnya, ada perasaan di dunia ini yang… datang di waktu yang salah.
"Jadi bagaimana permainanku tadi?" Julian bertanya dengan tenang setelah menata hatinya..
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com