Untuk beberapa saat lamanya, Jessie hanya bisa diam terpaku dengan lidah yang kelu meski hanya untuk mengelurkn sepatah kata saja saat ini. Menatap kearah pria yang telah tersungkur kaku di atas tanah, dan seorang pria dengan pedang yang masih terhunus pada tangan kanannya saat ini secara bergantian, satu sama lain.
Cucuran cairan berwarna merah pekat yang terlihat sangat kental dan segar, masih terlihat sangat jelas menghiasi pedang milik Jenderal Atremus. Entah kenapa jika Jessie merasa sangat asing, sekaligus takut pada pria tersebut. Bahkan untuk menatap wajah yang sekarang telah tepecik sedikit cairan merah tersebut, sudah berhasil membuat Jessie merinding.
Jika dirinya pada kehidupan yang lalu juga sering melihat cairan yang berwarna kemerahan tersebut. Karena satu atau beberapa kali pukulan saja. Itu sudah menjadi sesuatu yang umum untuk di lihat sendiri oleh Jessie dengan mata kepalanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com