Mobil mewah milik Mahendra sudah terparkir di depan rumah barunya. Ya, sejak Sevia hamil dan dinyatakan sehat dari depresi beratnya Mahendra memutuskan untuk pindah karena tidak mau Melinda ikut campur dalam kehidupan rumah tangganya.
Baru akan melangkahkan kakinya masuk, matanya menangkap Sevia yang berjalan tertatih-tatih menuju lantai atas di bantu bi Siti.
Mahendra terus memperhatikan pergerakan Sevia yang kesulitan menaiki tangga. Dia mengembuskan napasnya lantas bergerak mendekatinya.
"Biar saya saja, Bi." Mahendra tiba-tiba menggendong tubuh Sevia tanpa meminta persetujuan darinya.
"Aaaahh." Sevia kaget lalu memekik, tidak berani berontak dan hanya diam saat tubuhnya di bawa Mahendra menuju kamarnya.
Mahendra membuka pintu kamar dengan cara menendangnya, kemudian mendudukan Sevia di samping tempat tidur. Dia berjongkok dengan lutut menopang tubuhnya untuk melihat separah apa kaki Sevia.
Pergelangan kakinya memerah. Mahendra menekannya sedikit.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com