"Kenapa, Mas?" Gadis sudah turun dari gendongan Xabiru.
Wajah paniknya tak bisa ia tutupi lagi. Apalagi saat melihat Xabiru yang juga panik usai menerima telepon.
"Siapa yang telepon? Ayah?" tanya Gadis bertubi-tubi.
"Kita pulang sekarang, ya. Kamu mandi duluan, aku packing sekalian cari tiket pesawat tercepat," ujar Xabiru menggandeng Gadis keluar dari kolam.
"Ibumu masuk rumah sakit, Sayang. Beliau jatuh pingsan dan saat ini masih nggak sadar," terang Xabiru.
Sudah buyar rencananya untuk ke museum ARMA dan dinner di Jimbaran. Sudah tidak selera lagi. Yang ada di pikirannya saat ini adalah, bagaimana ia bisa cepat sampai di Jakarta. Tuhan, andai Gadis bisa terbang....
Jantung Gadis seperti berhenti bekerja. Ibunya sakit lagi? Rasanya sejak ia menikah dengan Xabiru, Karina sudah tidak pernah sakit-sakitan. Apa yang sebenarnya sudah terjadi?
Wajah Gadis sudah memucat, air matanya sudah berkumpul di dalam kantung matanya, siap ditumpahkan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com