"Tentu saja! Pasti dia terguncang dengan kegilaan tadi, padahal Oma tidak menyaksikan kejadiannya, tapi sudah bisa Oma bayangkan kengeriannya bagi Gadis. Aduh, kasihan sekali gadis itu," ucap Clara cemas. Kondisi lalu lintas masih cukup ramai meski sudah semalam ini, dia menegakkan tubuhnya, seolah posisi itu bisa membuat mobilnya melaju sedikit lebih cepat. "Ngebut, Di, ngebut!" perintahnya pada sopir.
"Baik, Bu," ujar Junaedi dalam pantulan spion tengah. Jawaban basa-basi, karena baik dia –maupun Clara—sudah sama-sama tahu, bagaimana bisa menaikkan kecepatan jika lalu lintas masih padat seperti ini. Junaedi berkali-kali pindah jalur demi bisa lebih cepat sampai menuruti keinginan Nyonya Clara.
"Tapi mudah-mudahan Gadis dan bayinya baik-baik saja, Oma," jelas Xabiru lagi.
"Bayi Gadis? Itu bayimu juga, Biru," koreksi Clara, tidak suka dengan pemilihan kata Xabiru. Matanya melirik tajam, membuat Xabiru benar-benar merasa bersalah karena telah menggunakan diksi yang salah.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com