"Dia? Siapa dia?" aku sontak bertanya.
"Orang yang selalu kutunggu. Ia pernah berjanji di tempat ini. la akan selalu bersamaku."
"Dia kekasihmu?"
Perempuan itu mengangguk. Wajahnya terlihat semakin senang saat butir-butir hujan itu mulai menerpa wajahnya yang lembut.
Panjul:
Aku memutuskan untuk menemaninya di halte ini.
Menikmati hujan. Aku sudah terlanjur ingin mengenalinya. Tak apalah bila akhirnya aku juga harus berkenalan dengan kekasihnya.
Hujan turun semakin lebat. Jemarinya menari-nari bersama percikan hujan yang turun dari atap halte. Di depan kami, di tengah hujan terlihat anak-anak yang sedang tertawa riang. Mereka pulang dari sungai dengan sepeda mereka.
Beberapa orang terlihat tidak mengenakan baju. Hanya memakai celana pendek. Mereka menatap ke arah kami. Lalu tersenyum.
Surtik membalas senyuman anak-anak kecil tanpa baju itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com