"B*jingan itu, Bian."
"Dia membawa begitu banyak pria. Dari mana dia mendapatkannya?"
Anak buah bermata satu itu kaget saat melihat Bian dan komplotannya datang. Mereka mulai bergumam pelan di antara mereka sendiri.
Nadya tampak lebih ngeri.
Ketika dia melihat kelompok lima puluh pria sebelumnya, lututnya sudah terasa lemas. Sekarang ada dua kali lipat jumlah orang, dan beberapa dari orang-orang ini bahkan memiliki pisau di tangan mereka, pisau buah, pisau yang digunakan untuk menyembelih babi, dan pisau saku. Orang-orang ini tampak lebih profesional dan menakutkan daripada geng pria bermata satu itu.
Nadya mau tidak mau bergerak mendekati Arya Sanjaya sambil memegang tangannya. "Arya, apa yang harus kita lakukan? Ada begitu banyak dari mereka." Suaranya bergetar saat dia berbicara.
Arya bisa mencium bau riasannya, dan tiba-tiba dia terdiam. Setelah beberapa saat, dia tertawa pelan. "Semakin banyak, semakin meriah. Kita akan memiliki lebih banyak tenaga kerja."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com