webnovel

Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat

"Puukk—" Reza Qiao langsung memukulinya lagi sampai babak belur.

"Jika Hardy Feng melihat anaknya dihajar seperti ini, dia pasti sangat marah sekali."

"Reputasi keluarga Feng benar-benar rusak sekarang."

Andy Feng merasa sangat malu sekali saat mendengar ini, dia tidak pernah dihajar dan dihina oleh orang sampai seperti ini.

Reza Qiao menatap Andy Feng: "Tuan muda Feng apa kamu sudah puas sekarang?"

"Aku, aku ..."

"Aku apanya, aku bertanya padamu?" Reza Qiao menyeringai.

Andy Feng tahu bahwa hanya ada satu jawaban, jika dia menjawab tidak puas, dia akan dipermalukan lagi olehnya."

"Pu, puas."

Reza Qiao mengangguk puas, dan berkata lagi, "Aaiii, Tuan muda Feng, lihat dirimu sekarang, cepat pulang saja sana."

Andy Feng merangkak, dia langsung dengan cepat pergi bersama orang-orangnya, dan suara Reza Qiao datang dari belakang: "Namaku Reza Qiao, sopir di perusahaan Foursea, kalau ada waktu, Tuan muda Feng boleh datang ke tempatku untuk minum bersama dan mengobrol, aku akan menyambutmu dengan senang hati ..."

Kemudian Reza Qiao berjalan melewati para penonton: "Terima kasih sudah meramaikan acara ini, pertunjukannya sudah berakhir, silakan bubar."

Semua orang saling berbicara dan pergi dengan gembira, dan Reza Qiao memalingkan matanya, melihat pengemis tua itu.

Reza Qiao langsung pergi ke restoran mie terdekat dan membeli mie mangkuk.

Sambil makan, seorang pria setengah baya jahat dengan wajah berdaging tiba-tiba masuk, dan tangisan datang dari belakang: "Tangkap dia ..."

Pria jahat itu memegang belari tajam di tangannya, meraih seorang gadis yang sedang makan mie, menaruh belati di tenggorokan gadis itu, dan berteriak pada polisi yang mengejar: "Jangan mendekat, atau aku akan memotong lehernya."

Gadis itu sangat ketakutan sampai pingsan.

Para tamu dan pelayan di toko mie berlari menjauh, meninggalkan Reza Qiao yang sedang makan.

Melihat pria jahat itu menyandera, polisi tidak berani mendekat dan mengarahkan pistol ke pria jahat itu, kedua belah pihak saling berhadapan.

"Apa yang terjadi?" Seorang polisi wanita datang dengan tergesa-gesa.

Polisi wanita ini berusia 23 atau 24 tahun, tubuhnya indah, wajahnya cantik, dia sangat mempesona dengan seragam polisinya.

Waahh, polwan ini cantik sekali, Reza Qiao menatap polisi wanita itu dengan senang hati sambil makan.

Tina Jiang adalah wakil kapten Interpol tim ketujuh, dan wilayah ini adalah wilayahnya.

Melihat pria jahat itu menyandera seseorang, Tina Jiang terkejut, bertanya beberapa kata, dan kemudian berteriak kepada pria jahat itu: "Kamu tadi merampok, dan sekarang menyandera orang, cepat letakkan pisau itu, kalau tidak hukumanku akan semakin berat."

"Wanita sialan, aku akan memotong lehernya jika kamu berani mendekat/" teriak pria jahat itu.

Tina Jiang tidak berani bergerak, dan memutar matanya dan berkata: "Pria bajingan, asalkan kamu melepaskan gadis itu, aku akan membiarkanmu pergi."

"Bohong."

"Aku tidak berbohong."

"Kalau begitu, lemparkan pistol itu."

Tina Jiang tertegun, orang jahat itu sangat licik, dia tidak tertipu.

Tina Jiang dan mereka jelas tidak bisa melakukan apa-apa. Penjahat itu terus memegang pisau di leher gadis itu, dan situasinya mencekam.

Gadis itu bangun dan menangis ketakutan, dan pria jahat itu menjadi lebih cemas dan tidak sabar.

Tina Jiang sangat cemas dan melihat Reza Qiao, yang sedang makan mie dengan tenang, dan curiga, orang-orang semua sudah kabur dari tempat itu, kenapa dia masih bisa tenang duduk di situ, apa mungkin dia adalah teman penjahat itu?"

Penjahat itu juga melihat Reza Qiao: "Hei, kamu, cepat keluar."

Reza Qiao mendongak dan menatap penjahat itu dengan takjub: "Apakah kamu berbicara denganku?"

"Ya, cepat keluar."

"Oh, oke, baiklah..." Reza Qiao berdiri dengan beberapa tusuk gigi, berjalan keluar, berbisik ketika dia lewat di belakang orang jahat, "Hei, aku beritahu kamu satu hal."

"Ada apa?"

"Akan ada pertunjukan yang bagus dalam 2 detik lagi."

"Pertunjukan apa?"

"Lihat saja nanti." Setelah itu, tangan kanan Reza Qiao bergerak dengan lembut, dan tusuk gigi itu terbang melesat.

"Aarghhh--" Lelaki jahat itu tiba-tiba berteriak, tusuk gigi itu menusukinya.

Sakit, Arrrggh, sakit.

Penjahat itu melepaskan sandera, dan terus meronta kesakitan.

Tina Jiang tertegun dan tidak melihat apa-apa. Mengapa penjahat itu sudah berteriak kesakitan?

Sebelum berpikir terlalu banyak, Tina Jiang langsung bergerak cepat, dia langsung menjauhkan belati dari penjahat itu.

"Kakak polwan cantik hebat sekali, ini, wah wahh..." Reza Qiao keluar sambil memuji.

Baru saja berjalan ke pintu, satu tangan menekan bahu Reza Qiao: "Kamu, diam di situ..."

Reza Qiao berbalik dan Tina Jiang mencibir padanya.

"Kakak polwan cantik, ada apa?" Reza Qiao menyeringai.

"Ada sesuatu."

"Apakah karena aku terlihat tampan, dan ingin mengobrol denganku?"

Tina Jiang tidak bisa berkata apa-apa, sialan, jelas-jelas sedang menjalankan tugas, dan dia bertanya seperti ini.

"Pandangan kakak polwan cantik memang hebat, sekali lihat saja bisa melihat kalau aku adalah pria tertampan di dunia, apa kamu terpesona karena ketampananku?" Tatapan Reza Qiao berbalik di depan Tina Jiang.

Tina Jiang mengerutkan keningnya, orang ini sangat percaya diri sekali, sampai menganggap dirinya adalah pria tertampan di dunia.

Tina Jiang berkata sambil tersenyum, "Aku tidak ingin mengobrol denganmu dan juga suka denganmu."

"Tidak mungkin, kamu pasti berbohong, berbohong itu tidak baik, ya." kata Reza Qiao dengan serius.

Tina Jiang mulai kesal: "Aku tidak pernah berbohong."

"Lihat, kamu berbohong agi."

Tina Jiang kesal: "Cepat ikut denganku."

"Ke mana?"

"Ke kantor."

"Untuk apa ke sana?"

"Aku curiga kamu adalah rekan si penjahat ini."

"Aku hanya makan mie, bagaimana bisa aku adalah rekannya?"

"Jangan banyak omong kosong, kembali bersamaku dulu."

"Aku tidak mau."

"Katakan lagi?"

"Aku tidak mau."

Tanpa mengatakan apa-apa, Tina Jiang mengulurkan tangan dan menyentuh borgol di pinggang.

Bab berikutnya