"Kami mohon, bantu kami menerjemahkan peta yang kemarin, Pa. Cukup terjemahkan saja, Pa! Selanjutnya, itu adalah perjalanan kami bertiga, Pradhika's Triplet in action!" jawab Siji, sambil memasang wajah serius.
Tapi, malah membuat papanya mengembuskan napas kasar. Dari kata-kata putra sulungnya tadi, terdengar jelas jika Siji itu ingin terlihat keren.
"Mana mungkin itu, Bang? Papa tidak mungkin membiarkan kalian melakukan perjalanan hanya bertiga, 'kan? Papa tidak ingin melihat salah satu di antara kalian terluka parah seperti waktu itu."
Saat mengatakan ini, tatapan Tuan Yudha berubah sendu. Dia benar-benar takut jika nasib buruk menyelimuti anak-anaknya.
"Kemarin papa berkata jika dahulu kala, nenek moyang Pradhika melakukan perjalanan untuk mengejar panjang umur. Lalu, apa salahnya Pradhika's Triplet sekarang juga melakukan perjalanan untuk menghapus kutukan, Papa? Mungkin kami bertiga ratusan tahun lagi, bisa dibanggakan oleh anak cucu kita," racau Siji.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com