webnovel

Teringat Banyak Jeritan

"Ah, syukurlah, Nak! Dengan begitu, papa akan tenang meski papa menceritakan semuanya," imbuh Tuan Yudha. Ia merasa lega karena Siji tidak mungkin melakukan hal ceroboh seperti yang biasa istrinya tonton itu.

"Memang kenapa sih, Pa? Papa aneh banget saat ini"

"Sebenarnya, luka jahitan ini papa dapat beberapa bulan sebelum keluarga Pradhika mengadopsi papa, Nak."

"Apa?!" Siji memekik, bahkan ia kini bangkit berdiri saking syoknya. "Ma-maksudnya, papa sebenarnya bukan keturunan Pradhika?!" sambung Siji. Ia menyesal karena bahkan hal seintens itu saja tidak tahu. Entah itu karena Siji yang tidak peka atau memang karena papanya yang seolah menutupi hal itu.

Tuan Yudha mengangguk lemah. Siji langsung mengambil posisi bersila di lantai, tepat di depan papanya yang duduk di sofa. Siji menepuk kedua lutut papanya.

"Maaf ya, Pa! Keegoisan abang pasti sudah membuat papa bersedih," lirih Siji. Ia terlihat sangat menyesal karena memaksa papanya sejak tadi.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya