34
…
Meskipun Erja tampan
dan ciuman dia masih bisa gue rasakan dengan
jelas, ya kali gue mau minta yang nggak-nggak
sama dia.
Udah gue yang cium dia duluan, masa
mau mulai aksi juga gue yang minta duluan.
Gengsi dong!
"Ya udah sini, baringan," pinta Erja seraya
menepuk kasur di sebelahnya.
"Tanpa disuruh," balas gue, yang langsung
membaringkan tubuh di sisinya.
"Ah, badan aku serasa remuk banget. Padahal
nggak ngapa-ngapain" desah gue ketika sudah
berbaring
Pasalnya, yang gue lakukan di rumah ini hanya
bantuin ibu mertua eh, mamanya Eja maksudnya
buat potong buah. Acara masak memasak yang
sempet beliau singgung itu sama sekali nggak
terjadi. Bahkan untuk potong buah pun, gue yang
lebih dulu menawarkan jasa. Itu pun diselingi
ledekan Chilla yang mulai menyinggung kuku
super cantik gue.
Gue masih inget ucapannya yang super
menyebalkan itu.
"Ih, kok Tante potong buah? Tante nggak takut
apa, kalo kuku Tante bakalan rusak. Kan sayang
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com