Satu hari kemudian. Pada waktu mentari hendak terbit.
Di area luar tembok Kota Raineia. Sekitar dua ratus meter jaraknya, terdapat kawasan hutan rindang yang padat oleh pepohonan tinggi.
Bertengger di salah satu batang pepohonan tersebut. Sepasang lelaki paruh baya dan seorang gadis remaja, terlihat sedang memantau situasi di sekitaran tembok Kota Raineia.
Cien meneropong ke kejauhan dengan menggunakan kamera ponselnya. Fitur zoom-nya cukup membuat pemandangan di jara dua ratus meter itu terlihat jelas bagai di depan mata.
Sedangkan si gadis remaja, Lilinette, dia mengendalikan angin. Meniupkannya ke arah Kota Raineia dan merasakan setiap pergerakan yang dilewati angin tersebut. Memindai setidaknya setengah isi kota dengan anginnya.
Setelah keduanya saling memantau situasi Raineia dengan cara masing-masing. Cien dan Lilinette serta merta saling tatap. Wajah mereka tampak kelam dengan kekhawatiran terlihat jelas di balik mata mereka.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com