webnovel

Toni Si Penggoda (Adam)

#Adam Pov

---

Aku langsung terdiam seketika pada saat Toni mengatakan hal tersebut, dimana dia langsung to the point menanyakan hubungan ku dengan Riko.

Bukan bertanya akan

'Itu temen deket kamu Dam?'

Atau apa lah, tapi dia langsung to the point banget dengan bertanya

'Memang Riko Pacarmu?'

Deg jantung gue rasanya mau copot, bingung super bingung mau jawab pakai gimana sama Toni, tentang hubungan ku dengan Riko.

Karena bisa di bidang gue normal, jelas normal banget lah.

Tapi disisi lain lagi, aku sudah melakukan hubungan intim bersama dengan Riko. Jadi hubungan apakah ini?

Masa iya aku jawab langsung di depan Riko.

Kalau aku jawab aku dan Riko gak ada apa-apa, ntar kalau Riko ngambek gimana coba.

Tapi kalau aku jawab ke Toni kalau aku ada hubungan dengan Riko, lah pasti dia langsung nyudutin gue pasti.

Karena aku kan sudah pasti bilang ke Toni kalau gue ini normal.

Njir bingung banget sumpah.

"Hmmm kenapa Toni, iri tah sama perhatian nya Adam ke aku? Ya namanya partner kerja ya is okay menurut aku dia seperti itu, kan kita juga baru ketemu hari ini, ya aku mencoba untuk biasa saja dengan sikap kamu, karena yang bilang seperti itu banyak bukan hanya kamu saja, jadi aku tidak terkejut akan hal itu. Hehe santai saja" Jelas Riko panjang kali lebar yang membuat ku melongo untuk beberapa saat.

Anjir skakmat lu Ton. Duh ini bocah imut selametin gue dari pertanyaan Toni.

"Hmmm denger tuh Ton!" Tambah ku dengan gaya sok-sokan tegar.

Padahal hati ini gemetar pakai banget.

"Wkwkw ya elah guys iya, aku kan cuma godain si Riko. Iya maaf deh gak akan di ulangin lagi, tapi boleh kan nomor Whatsapp?" Goda Toni kembali

"Toni!!!" Teriakku sambil menginjak kakinya.

"Aduh aduh, iya iya gak jadi besok-besok aja yah" Jawab Toni sambil kesakitan menahan ijakan dariku.

"Silahkan"

Ocehan kami bertiga langsung berhenti ketika waiters dari Icecream Gelato datang dengan membawakan pesanan kamu masing-masing.

"Wah kelihatan nya enak banget nih Dam!" Ujar Toni sambil menepuk pundak pundakku dengan agak keras.

"Iya gue tau, santai, santai gak usah nepuk, nepuk segala yah, sudah makan saja itu!" Jawab ku sambil menyingkirkan tangan Toni dari punggungku.

Riko yang melihat kejadian itu hanya bisa tertawa kecil sambil melirik ke arah ku. Aku yang menyadari hal tersebut membalasnya dengan tersenyum manis padanya. Buset dah heheh.

Kami bertiga sangat menikmati momen yang sedang kami rasakan sekarang. Namun bedanya adalah aku bisa menikmati momen makan ice cream bersama dengan riko.

Aduh jangan terlalu dipikirkan dulu untuk hubunganku sama Riko, kok aku jadi malah kepikiran. Oke aku memang sudah pernah melakukan hubungan intim bersama dengan Riko tapi aku masih ragu untuk mengakui bahwa aku memiliki sebuah hubungan dengannya, Jadi biarlah berjalan seperti ini terlebih dahulu.

Tapi kalau diingat-ingat bermain dengan Riko itu sangat membuatku ketagihan titik Padahal baru saja semalam udah pengen lagi! Aduh Stop! Jangan terlalu memikirkan itu lagi Ayuk Adam kamu harus fokus nggak boleh terlalu fokus akan nafsu mu saja.

Aku melihat ke arah Toni yang sedang asyik dalam menikmati ice cream yang dia pesan. Bener sih yang dia pesan sama dengan punya Riko, yang membuat aku sedikit kesal karena menu yang Rico pesan sama dengan Toni.

Eh bukan tapi menu yang Toni pesan menyamai Riko itu yang pasti, karena aku tahu pasti bahwa Riko orang yang tidak suka ngikut-ngikut.

"Nanti setelah dari sini langsung pulang langsung ya Dam ke rumah kamu!" Ujar Tony sambil melirik ke arahku.

"Iya setelah dari sini kita akan langsung pulang ke rumahku!" Jawabku santai

"Kita? Jadi kita bertiga?" Tambah Toni.

"Aishhh Ya cuma elu sama gue begok!" Jawabku sambil menjitak kepala Toni.

Riko pun tertawa karena melihat aku dan Toni yang begitu riuh hehe.

"Riko nanti langsung pulang?" Tanya Toni pada Riko.

"Hmmm aku mungkin mau jalan-Jalan dulu!" Jawab Riko

"Owhhh okay deh kapan nih nanti ketemu lagi?" Goda Toni.

Anjir ini Toni mau ngapain lagi sih. Aku pengen juga ikutan ngomong dan melerai tapi malah takut pada curiga, aku diam tapi panas. Anjir kenapa gue panas gini lihat Toni sama Riko ngobrol mulu dari tadi.

Tiba-tiba tangan Riko menggenggam tanganku di bawah meja, aku tidak tahu mengapa dia melakukan hal itu.

Aku rasa Riko menyadari bahwa aku benar agak kurang suka ketika Riko terlalu asik ngobrol dengan orang lain.

Aku melirik ke arah Riko dengan perlahan.

Aku melihatnya mengobrol dengan Toni, namun di sisi lain tangan kiri Riko memegang erat tangan kananku sambil mengelus tanganku dengan lembut.

Aku tahu mengapa dia melakukan hal itu, aku sedikit lega dan lebih nyaman ketika Riko melakukan hal ini kepadaku.

Aku membuka jemariku dan menggenggam balik tangan kiri Riko.

Uhhh rasanya nyaman banget bisa melakukan hal ini.

"Nagapin lo Dam senyam-senyum sendiri, kesambet Lo?"

Aku terkejut pada saat Toni tiba-tiba bertanya kepada ku.

"Gak biasa aja memang gak boleh, kalau gue senyum?" Jawabku datar kepada Toni.

"Ya gak papa sih, cuma orang yang lihatin lu jadi kesannya lu kesambet wkwkw!" Ujar Toni sambil terkekeh.

"Anjir lo Ton!" Jawabku sambil melotot ke arahnya.

Biasa becandanya kami berdua tidak pernah berubah sejak dari dulu. Dari sejak kecil aku dan Toni memang bisa di katakan kalau becandanya bisa sampai berlebihan hehe.

Tapi ya itu, setelah becanda, marah-marah, terus balik lagi buat main barengan hehe.

Tapi kalau sekarang ndak tahu deh hehe.

Ya semoga aja masih sama seperti yang dulu.

"Gila sumpah, IceCream Gelato di sini enak pake banget, Dam nambah boleh gak? Heheh?" Ujar Toni sambil menyeruput icecream terakhir miliknya.

"Ye elah Ton, tujuannya kita gak disini aja kali wkwkw lagian kan lu juga gak sebentar disini. Besok mau pulang udahan?" Jawabku sambil meledek kepadanya.

"Ya elah Dam, kebangetan lu sama temen mu ini. Iya iya, ya masa gue besok udah pulang ya gak enak lah. Gue mau kerja sama lu aja hehe!" Jawabnya sambil mengedipkan matanya ke arahku.

"Kan nantinya setiap hari juga bisa ketemu sama Riko hehe!" Tambahnya sambil mengedipkan matanya ke arah Riko.

Saat aku melirik ke Riko, Riko hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Heheh pengen ketawa tapi takut dosa hehe.

"Dah ah yuk cabut gue pengen cepet istirahat heheh!" Ujar Toni sambil bangkit berdiri.

"Ya udah ayo!" Jawabku.

"Riko ikut yuk!" Tambah Toni sambil mengulurkan tangannya ke arah Riko.

.

.

.

Bab berikutnya