webnovel

3. Raja dan Kaisar

Kaisar hampir saja menerobos masuk ketika mendengar suara tangis bayi, untung saja jenderal Lou lebih cepat menahannya. Jika tidak, pria berstatus kaisar itu pasti membuat kehebohan besar, akibat terlampau bersemangat.

"Bersabar, Yang Mulia. Yang penting kita sudah tahu Permaisuri telah melahirkan," ucap jenderal Lou pada kaisar. Berusaha menenangkan rasa semangat kaisar.

Kaisar mengangguk pelan, mengiyakan ucapan jenderal Lou. Namun, tetap saja rasa penasaran dan antusiasnya tidak bisa dia tahan. Betapa inginnya dia melihat kondisi permaisuri, serta rasa penasarannya terhadap rupa bayinya. Kaisar bersandar kembali ke tembok, sambil sesekali melirik ke pintu penuh cemas.

"Kenapa mereka lama sekali? Bukankah persalinannya telah selesai?" Kaisar menggerutu, tidak sabar ingin masuk, tapi tabib Shuoxue atau putri Yue Xia yang berada di dalam belum juga keluar menunjukkan diri mereka.

"Sabar, Yang Mulia. Mungkin saja mereka sedang melalukan sesuatu pada bayi Permaisuri."

"Benarkah begitu?" Kaisar menatap jenderal Lou polos.

"Ya-ya, mungkin saja, Yang Mulia." Sebenarnya jenderal Lou tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam sana, tapi dari pada membuat kaisar cemas, berbohong adalah pilihan terbaik saat ini. Lagi pun, tidak sepenuhnya ucapan jenderal Lou adalah bohong, mungkin saja mereka yang di dalam sana memang sedang melalukan sesuatu bayi permaisuri.

"Aaaaak! Sakit ...!"

Belum satu menit Kaisar tenang, maisar langsung ter penjerat kaget mendengar suara teriakan yang sangat dia kenal, siapa lagi jika bukan suara permaisuri. Ditatapnya jenderal Lou heran, begitu pun sebaliknya jenderal Lou kepada kaisar.

"Apa yang terjadi? Kenapa Permaisuri berteriak?" tanya kaisar panik sembari menatap pintu ruangan permaisuri yang masih tertutup rapat.

"Sepertinya terjadi sesuatu di dalam sana, Yang Mulia," jawab jenderal Lou.

"Jenderal Lou, segera masuk dan periksa apa yang terjadi di dalam."

Jenderal Lou mengangguk pelan, kemudian bergegas mendekati pintu. Berniat membuka pintu tersebut lalu masuk dan memeriksa apa yang sedang terjadi. Namun, belum sempat tangannya mendorong pintu keemasan itu, suara teriakkan yang keras mengejutkan dirinya dan yang lain. Lantas membuat jenderal Lou kembali menarik tangannya dari gagang pintu.

"Yang Mulia! Yang Mulia! Yang Mulia, terjadi penyerangan di gerbang utama!" Prajurit pembawa berita itu berlari terbirit-birit menuju kaisar dan jenderal Lou.

"Penyerangan?!" Jenderal Lou terkejut hebat mendengar penuturan prajurit itu. Tidak hanya jenderal Lou, tapi yang lain juga bereaksi sama.

"Benar, Jenderal Lou! Mereka mengendarai ratusan ribu Stealth Monster. Sepertinya mereka berniat menyerang kerajaan Langit. Sekarang gerbang utama sudah hancur dan diperkirakan mereka sudah memasuki istana depan!" jelas prajurit itu tergesa-gesa.

"Beraninya! Siapa Pemimpin penyerang itu?!"

"Di-dia." Prajurit menetap ke bawah, ragu mengatakan siapa pemimpin penyerangan. Pasalnya si penyerang ini bukan orang sembarangan.

"Siapa?! Apa mereka Kultivator aliran hitam?!" Jenderal Lou menerka, karena bukan hal mengejutkan lagi jika kultivator aliran hitam yang menyerang orang-orang kerajaan Langit, tapi baru kali ini mereka nekat melakukan penyerangan langsung ke kerajaan.

"Bu-bukan, Jenderal Lou. Mereka bukan Kultivator aliran hitam, ta-tapi-"

"Tapi apa?! Katakan yang jelas!"

"Me-mereka pasukan Bayang Hitam milik Raja Yue Li Wei. Merekalah yang menyerang kerajaan Langit," jawab prajurit itu gelagapan.

Jedar!

Suara petir terdengar menyambar bersamaan dengan suara hujan yang mulai mengguyur istana dan sekitar. Suara petir tidak hanya terdengar sekali saja, tapi berkali-kali, seakan menambahkan suasana tegang dan mengejutkan yang terjadi di istana permaisuri.

"Ra-Raja Yue Li Wei? Tidak mungkin! Apa alasannya menyerang kerajaan Langit?"

"Ini tidak mungkin! Raja Yue Li Wei juga merupakan Raja kerajaan Langit. Bagaimana mungkin dia menyerang kerajaan Langit?"

"Tapi, Raja Yue Li Wei, tidak mungkin melakukan pemberontakan."

"Kenapa tidak mungkin?" Jenderal Lou menyahut, hanya dia dan kaisar yang masih bisa bersikap tenang meski sudah mengetahui dalang penyerangan besar-besaran terhadap kerajaan Langit.

Orang-orang yang ada di sana seketika menatap jenderal Lou. Alis mereka berkerut kuat, tidak mengerti maksud ucapan jenderal Lou.

"Apa maksud Anda, Jenderal Lou?"

"Ya, benar, apa maksud ucapan Anda, Jenderal Lou? Anda tahu bukan Apa hukumannya memfitnah keluarga kerajaan."

Dengusan kecil berhasil keluar dari mulut jenderal Lou karena mendengar pertanyaan dari dua pejabat di dekatnya. "Menteri Jiang Menteri Wang, aku rasa Anda lebih tahu kenapa aku berucap demikian." Alih-alih menjawab pertanyaan dua pejabat tua itu, jenderal Lou justru memaksa mereka menebak jawaban dari pertanyaan mereka sendiri.

"Yang Mulia ...." Jenderal Lou beralih pada kaisar, menunggu perintah apa yang akan dikeluarkan pria agung itu.

"Jenderal Lou ...." Kaisar mengepalkan tangannya. Kemudian menatap jenderal Lou penuh keseriusan. "Kumpulan seluruh pasukan. Kita akan melenyapkan para pemberontak itu."

***

"Owek! Owek! Owek!"

"Bibi Shuoxue, bagaimana dengan Kakak Ipar?" Putri Yue Xia menatap cemas permaisuri yang sudah tidak sadarkan diri, entah kenapa firasatnya mengatakan buruk melihat reaksi bibi Shuoxue yang tidak berucap apa pun sejak setengah jam yang lalu. Sejak setelah bibi Shuoxue berusaha membangunkan permaisuri, tapi tidak juga berhasil.

Dan lagi, bibi Shuoxue masih tidak menjawab apa pun selain memasang wajah suram sembari membuai bayi perempuan yang ada di gendongannya.

"Bibi Shuoxue, kenapa tidak menjawab?" tanya putri Yue Xia lagi. Firasatnya jadi semakin tidak enak akibat sikap bibi Shuoxue yang tidak seperti menunjukkan kabar baik.

"Bibi Shu-" Belum sempat Putri Yue Xia menyelesaikan ucapannya, suara benturan keras mengejutkan dirinya, begitu juga dengan bibi Shuoxue. Spontan pandangan mereka berdua beralih pintu, tempat asal suara benturan itu terdengar.

"Tangkap Putri Yue Xia! Jangan biarkan dia kabur!"

"Cepat tangkap!"

Belasan kultivator berbaju hitam menerobos masuk, berlari ke arah putri Yue Xia dan bibi Shuoxue. Bibi Shuoxue yang cepat tanggap dengan situasi segera melindungi putri Yue Xia, berdiri di depan putri Yue Xia sambil mengucap sesuatu kalimat dengan bahasa tidak bisa dimengerti manusia awam.

Tidak sampai tiga detik, sebelum para kultivator itu berhasil menangkap mereka, bibi Shuoxue sudah lebih dulu memindahkan putri Yue Xia menggunakan mantra teleportasi.

"Putri Yue Xia, selamatkan diri Anda dan juga bayi Permaisuri."

***

"Raja Yue Li Wei!" Kaisar Yue Liang Wei berseru keras pada pria tampan berambut putih dengan netra merah terang, yang tidak lain adalah raja Yue Li Wei. Kakaknya sendiri.

"Kaisar Yue Liang Wei, ohh ... atau aku harus memanggilmu Adikku, Yue Liang Wei?" Raja Yue Li Wei menyeringai lebar sambil membentang ke dua tangannya.

"Pengkhianat! Kamu tidak pantas menduduki posisi Raja lagi!" Kaisar Yue Liang Wei menarik pedangnya.

"Lalu apa? Kamu ingin mengambil posisi Raja-ku?" Raja Yue Li Wei memiringkan sedikit kepala lalu mendengus pelan. "Silakan ambil, aku sudah tidak ingin menduduki posisi ini lagi, tapi sebagai gantinya aku akan mengambil posisimu." Lanjut raja Yue Li Wei dengan nada angkuh.

"Bermimpilah, aku tidak akan memberikan posisi ini padamu."

"Ohh, mari kita lihat apa kamu bisa mempertahankan takhta-Mu itu."

Kaisar Yue Liang Wei terdiam, tiba-tiba saja dia teringat pada almarhum kaisar terdahulu, Ayahnya. Dan sekarang kaisar Yue Liang Wei mengerti kenapa kaisar terdahulu tidak memilih Yue Li Wei sebagai penerus posisi kaisar, dan justru hanya diberikan posisi raja di wilayah Donghai. Padahal pada masa itu, Yue Li Wei adalah sosok penerus yang paling berpotensi menjadi kaisar di masa depan, melihat betapa cerdas dan hebatnya Yue Li Wei.

Namun, karena sikap Yue Li Wei tidak baik, lebih mendengarkan pendapat pribadi dibanding musyawarah. Ditambah lagi Yue Li Wei tipe pangeran yang sangat berambisi, jika menginginkan sesuatu maka sesuatu yang diinginkannya itu harus dia dapatkan, tidak peduli jika harus menggunakan kekerasan. Sikap seperti ini sudah tentu bukan sikap yang bijak sebagai calon pemimpin besar. Kaisar terdahulu tidak ingin terjadi kekacauan pada kerajaan Langit, untuk itu dia memilih Yue Liang Wei sebagai penerusnya.

"Yue Li Wei ... meski kamu adalah Kakakku. Aku tetap tidak akan berbekas kasih, pengkhianat tetaplah pengkhianat. Terlebih lagi kamu adalah keluarga kerajaan yang seharusnya ... tidak melakukan kejahatan besar ini. Para leluhur terdahulu pasti kecewa melihat keturunannya menyimpang dari jalan kebenaran," tutur kaisar Yue Liang Wei geram.

"Ohh, Adikku, Yue Liang Wei. Kamu tidak perlu berbicara panjang lebar. Siapa yang peduli pada leluhur? Jika saja mereka memilihku sebagai Kaisar, aku tidak mungkin akan melakukan hal seperti ini. Salahkan mereka yang telah memilihmu sebagai Kaisar, seharusnya mereka memilihku, bukan dirimu," balas raja Yue Li Wei enteng. Seakan tidak menganggap ucapan kaisar Yue Liang Wei tadi sebagai ancaman.

"Yue Li Wei ...."

"Yue Liang Wei ...."

Srash!

Trang! Tang! Tang!

Bang! Bang! Bamm ...!

Dalam hitung detik sudah terjadi ratusan serangan dari raja Yue Li Wei dan kaisar Yue Liang Wei. Asap hitam melambung tinggi, diikuti dengan dua cahaya merah dan biru yang bergerak cepat di mana-mana. Setiap kali dua cahaya itu berbenturan, suara benturan senjata pasti akan terdengar, menarik beberapa perhatian di sekitar mereka. Terutama gelombang angin yang terjadi dari dua senjata kuat yang berbenturan.

Beberapa orang melihat pertarungan sengit itu hanya bisa terkesima sambil berkata dalam hati 'Inilah kekuatan dua orang besar'. Sepasang adik-kakak yang memiliki kekuatan setara, pertarungan mereka yang cepat tidak bisa dibaca mata biasa.

Srash!

Kaisar Yue Liang Wei dan raja Yue Li Wei terpental bersamaan. Mereka berdua saling bertatapan sambil memegang dada masing-masing. Lalu kemudian mengeluarkan jurus terkuat masing-masing.

"Teknik tombak - Naga Kegelapan Penghancur Langit!!"

"Teknik pedang - Phoenix Surgawi Dewi Cahaya!"

Duuaarrr ...!

Bab berikutnya