Besok bawakan bibit bunga lain, Ren," kata Yudistira sembari memberikan beberapa lembar uang berwarna merah dari dalam dompetnya. Rendra hanya mengangguk sebagai balasan dari permintaan kliennya itu. "Tanganmu kenapa?" tanya Yudistira menunjuk telapak tangan kiri Rendra. Sontak ia segera menyembunyikan tangan kirinya di balik tubuh.
"Eum, terkena cangkul kemarin. "
''Hati-hati, anak muda. Jangan sampai tanganmu terluka lagi. Pekerjaanmu ini sangat mengandalkan tangan, kan?"
"Iya, Pak. Kalau begitu saya pamit. Terima kasih." Buru-buru Rendra segera pergi dari hadapan mereka. Abimanyu dan Vin saling lempar pandang, seolah memiliki pemikiran yang sama. Mobil Rendra melesat pergi dari halaman rumah Yudistira dengan tergesa-gesa, membuat Yudis geleng-geleng kepala. "Kenapa dia itu? Nggak seperti biasanya," gumamnya.
"Dia siapa, Pak? Rasanya saya baru pernah lihat," kata Abimanyu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com