Dia sudah kembali dalam mode normal karena itu lah jogging pagi ini kuisi dengan lelucon yang sama sekali tak lucu, namun anehnya tawa merdu kak Jae terdengar dan masuk ke dalam telingaku. Rasanya amat candu, membuat benakku selalu mengingat hal itu.
'Senyuman dan tawa yang dia suguhkan bisa mengisi segala kekosongan. Bagaimana kalau ada wanita yang mengincarnya? Ah, itu bukan urusanku, haha.'
Karena alasan itu lah aku kini tetap meneruskannya, hingga tanpa sadar aku juga melewati Hasan yang kebetulan melintas, tanpa menyapa sama sekali. Bukan maksud tak mau menyapa Hasan hanya saja aku sama sekali tak mau membuat mood kak Jae kembali memburuk, entah untuk alasan apa aku mengatakan hal seperti ini.
Dia sudah bersusah payah membuat hubungan kami membaik. Jadi selebihnya kalau ada apa-apa lebih baik aku menurunkan gengsi saja. Karena jika dilihat-lihat lagi Kak Jae lebih banyak dirugikan dari pada diriku ini.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com