Jay menatap Papa nya dengan tatapan ingin menerkam, dia mengingat ucapan yang begitu dia inginkan di dalam hatinya, walau sayang di pikirannya dia sangat menolak hal itu. Tyo yang merasa heran pun melirik Jay saja sambil berjalan ke arah dapur untuk mengambil air di dalam kulkas itu.
Mereka pulang – pulang dari rumah Farrel tidak lagi berbincang karena Tyo yang merasa badannya sudah ingin langsung beristirahat di rumahnya dengan nyaman dan tenang.
"Kamu kenapa terus lihatin, Papa, si, Jay?" tanyanya dengan raut yang bingung.
Jay menghela napas dalam sambil berjalan mendekati Papa nya. "Ga seharusnya bicara di depan, Om Farrel! Papa, harus jaga sikap juga. Reyna, pasti ilfil sama aku, nih." dengusnya menyemprot Tyo tanpa di mengerti.
"Papa, memangnya salah bicara apa sama mereka?" tanya Papa nya lagi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com