Di dekat rumah yang besar dengan bangunan yang luas dipenuhi banyak pepohonan besar yang rindang, mengusung nuansa kampung yang berada ditengah-tengah kota besar.
"Rumahnya besar sekali ya, sepertinya ini orang kaya yang sesungguhnya. Bukan kaleng-kaleng, wah!" ucap Rio yang takjub melihat rumah milik Pak Wijatmoko.
"Iya, besar sekali tapi kok terlihat sepi. Kaya tidak ada orang, apa biasanya rumah orang kaya seperti ini?" tanya Adamma sambil melihat Rio.
"Hm... Mereka mana ada waktu untuk keluar rumah, mereka ini pasti orang sibuk," jawab Rio asal sambil memegang setir mobilnya dengan kedua tangannya.
Mobil berhenti di depan gerbang, lalu keluarlah sopir yang tak lain merupakan sekretaris dari Pak Wijatmoko. Vino membukakan pintu untuk Pak Wijatmoko, lalu dia melihat sekeliling yang sepi tidak ada orang dan masuk ke dalam gerbangnya diikuti Vino dari belakang.
Adamma dan Rio menundukkan kepalanya, lalu menegakkan kembali saat Pak Wijatmoko sudah masuk ke dalam rumahnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com