114. Saingan 3

Arghi benci ketika dirinya dihadapkan dalam kondisi tidak berdaya ini, di mana dia tidak bisa pergi kemanapun hanya bisa berada di atas ranjangnya dan bergantung bersama orang lain seperti ini. Dia tidak menyangka ini sudah berlangsung ima hari sejak kesadaran pertamanya dan hal itu juga membuat Arghi menjadi jenuh di kelilingi dengan dinding-dinding putih.

"Arghi bisakah aku membersihkanmu sekarang?" tanya Galant membuyarkan lamunan Arghi, dia melihat ke arah Galant yang tangannya menggantung di udara saat dia hendak meraih pakaian Arghi yang menempel.

Arghi hanya mengangguk singkat tidak dapat membuat pilihan yang lebih baik bagi dirinya sekarang. Dia tidak bisa apa-apa dan juga entah mengapa penyemb\uhan Arghi seolah melambat dari biasanya. Arghi dengan perlahan melihat ke arah Galant yang masih tidak melakukan apapun setelah Arghi mengangguk setuju dengan permintaan Galant.

"Kamu setuju aku yang melakukannya?" tanya Galant sendiri yang bertanya tidak percaya.