Satu Bulan Kemudian
Kini kandungan Rora sudah masuk bulan ke sembilan, hal itu semakin membuat dia sering merasa gugup, terlebih tendang dari baby twins yang sangat terasa.
"Sayang, kamu mau kemana? Udah istirahat aja. Kamu jangan sampai kecapekan kamu tahu kan kalau perkiraan kamu melahirkan itu sudah dekat."
Mars semakin cerewet, dia bahkan tak segan untuk mengomeli Rora yang menurutnya sangat keras kepala itu.
"Aku cuma jalan-jalan yang biasa mas, kamu juga nggak lupa kan kalau dokter nyuruh aku buat jalan-jalan nggak tiduran mulu." Rora mengerucutkan bibirnya kesal.
Tidak hanya Mars, namun mami papinya juga mertuanya begitu posesif kepadanya bahkan kedua putranya juga.
Kini mereka sudah mulai mandiri, melakukan apa-apa sendiri. Di mulai mandi, ganti pakaian, bahkan sampai malam tanpa di suruh mereka sudah melakukan itu sendiri.
"Mama, mau usap-usap adik!" Arya berlari ke arah Rora. Dia tersenyum hingga memperlihatkan gigi-gigi rapinya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com