Satu bulan kemudian …
Dhaiva melambai-lambaikan tangannya di terminal kedatangan bandara Soekarno-Hatta pagi itu. Setelah ditunggu lebih dari satu jam, akhirnya Nalesha muncul disana. Ah, rasanya sudah lama sekali tidak melihat wajah Nalesha secara langsung, meski komunikasi selalu terjaga diantara mereka.
"Kakak! Itu Abang!"
Wina, adik tiri Nalesha itu ikut datang bersamanya, karena baby sitter yang menjaga tengah izin pulang kampung ke Jepara. Ibunya, sekaligus Ibu Tiri Nalesha meninggal dunia sekitar sebulan yang lalu, memubuat Dhaiva menawarkan diri menjaganya, pun akhirnya menuruti Nalesha untuk tinggal di rumah besarnya di Tangerang Selatan itu.
"Hey …" Dhaiva menyambut pelukan Nalesha hangat, sungguh seperti adegan airport hug di drama western saja mereka itu. "Apa kabar? Baik-baik aja kan?" bisiknya.
Dhaiva mengangguk, melepaskan pelukan mereka lebih dulu, "Baik. Kamu gimana? Kok nambah tan gini kulitnya? Sering trip ya?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com