markas baru para Fukuto knight nampak ramai malam itu,sebuah rapat dilakukan guna membuat rencana untuk menyergap target mereka yang berhasil mereka lacak dari pelacak yang ditempelkan oleh Viktor ke Saya milik Takano
"jadi ini sudah valid?"tanya Tetsuo
"ya aku sengaja tidak mengenainya agar peluru yang berisi alat pelacak itu dihancurkan olehnya dan menempel di Katananya atau mungkin baju nya,"ucap Viktor
"jadi mereka tinggal di apartemen ini ya"ucap Tetsuo"yo Katsuragi kau handle yang ini"
Katsuragi lalu membuka buku tulisnya,"baiklah kita lihat dari struktur bangunan sekitar"ucap Katsuragi ia lalu membuka hologramnya dan memperbesar gambar
"spot yang bagus untukmu"Katsuragi lalu menatap Viktor
"baiklah"jawab Viktor
"Dinata kau bersama ku"Katsuragi lalu merubah tempat mereka kearah gedung sebrang apartemen Ayumi"disini penembak jitu,"ucapnya sambil menunjuk kearah gedung itu
"Tetsuo kau disini"Katsuragi lalu menunjuk lantai bawah gedung apartemen,
"baiklah"jawab Tetsuo
"Yesox kau urus bantu Tetsuo jika dia harus melakukan perlawanan"ucap Katsuragi"oy! Yesox"panggil Katsuragi yang melihat Yesox hanya melamun dengan wajah berkeringat,
"ya.. ya di~mengerti"ucap Yesox pelan ia lalu berjalan kearah kulkas yang berada didapur,
"sisanya kau Ryuko-san"ucap Katsuragi sambil melangkah mundur dari meja,
Ryuko lalu melangkah maju dan mulai rencana sesuai analisisnya,sementara itu dalam hati Yesox nampak sebuah kecemasan didalam dirinya,
"Dinata kau urus Takano"ucap Ryuko
Dinata lalu mengagguk"ya itu mudah"jawabnya
malam itu para pemberontak mulai menyusun rencana mereka dengan hati-hati dan penuh perhitungan berbeda dengan para Clokers mereka malam itu terlihat bersantai kecuali Peter yang berjaga diatas rooftop gedung dengan Revolvernya,
"jam berapa sekarang"ucap Peter ia lalu melihat smartphonenya dan melihat bahwa sudah pukul 1 pagi,"2 jam lagi baru aku bisa turun"
"yo kau baik-baik saja diatasana"tanya Takano lewat HT miliknya
"ya semuanya terkendali bagaimana didepan pintu?"tanya Peter
"seperti biasa,sunyi hanya ada suara orang berjalan"jawab Takano yang sedang terduduk didepan dekat pintu masuk dengan bersandar di dinding
"bagaimana denganmu Zhin?"tanya Peter
"aku masih terjaga"jawab Zhin yang berjaga menggunakan sebuah teropong disebelah jendela ruang tamu,"sepertinya Yuka sudah tertidur"
"ya dia sudah tidur, dia terlihat dari tempatku"ucap Takano sambil melihat Yuka tertidur duduk dengan memeluk salah satu katananya didepan pintu kamar Ayumi dan Naoto,Takano lalu tersenyum hangat melihat Yuka yang tertidur dengan pulas,
"sayang!"tiba-tiba suara Izumi terdengar kembali di telinga Takano,ia lalu melihat Izumi berdiri didepan pintu dengan kaos merah dan celana hitam,
"Izumi!"ucap Takano dengan mata terbelalak kaget
"selamatkan anak kita sayang"ucap Izumi dengan lembut ia lalu memberi senyuman kepada Takano,"jangan biarkan dia terluka"
"Izumi...."
"pasti susah ya mengurusnya sendirian"Izumi lalu membungkukan badanya dan membelai kepala Takano dengan lembut,Takano lalu menangis dibelaian Izumi
"tidak apa-apa aku akan selalu ada disisimu"ia lalu memeluk erat Takano dan seketika membuat Takano terbangun dari halusinasinya,
"hah!?"kaget Takano
"yo kau tidak apa-apa kawan?"tanya Peter lewat HTnya,"aku mendengar dirimu menangis"
"ya aku juga mendengarnya"sambung Zhin"tunggu sebentar... kau berhalusinasi lagi?"
"ya sepertinya begitu"jawab Takano pelan
Peter lalu menarik nafas dalam-dalam"kau harus mulai melupakan masa lalu itu Takano"
"aku sudah mencobanya namun selalu gagal"jawab Takano"Izumi..... "
Zhin lalu datang menghampiri Takano dengan secangkir teh yang ia seduh"minumlah tenangkan dirimu"ucap Zhin sambil memberikan teh itu kepada Takano
"terima kasih"jawab Takano Zhin lalu berjalan kembali ke tempat ia berjaga sementara Takano secara perlahan meneguk teh itu dan menenangkan dirinya,mereka terus berjaga sampai waktu menunjukan pukul 3 pagi,Peter turun dari rooftop sedangkan Zhin sudah tertidur lelap dengan bersandar di jendela,
Peter lalu berjalan mengambil gelas untuk ia isi dengan susu yang berada didalam kulkas,"kau sudah bisa tidur sekarang"ucap Peter yang masih melihat Takano terbangun dengan mata siaga,
"tak apa,aku sedang tidak mau tidur"
"kau takut masa lalu itu akan muncul lagi kan.."Peter lalu meminum susu itu dan menaruh gelasnya di westafel cucian piring,"bagaimanapun kau harus beristirahat memangnya kau mau mati hanya karena mengantuk"Peter lalu berjalan kearah ruang tv dan membaringkan dirinya diatas sofa,
"Taka-san belum tidur?"tanya Yuka yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya"sepertinya aku ketiduran Oaaah.."ucapnya sambil menguap,
"aku belum mengantuk"jawab Takano,Yuka lalu berjalan kearah Takano dan menyandarkan kepalanya di lengan Takano"apa yang kau lakukan?"
"kulihat Taka-san susah tertidur, dulu ibu dan ayah selalu menemaniku saat aku tidak bisa tidur,jadi mungkin Taka-san bisa terbantu"ucap Yuka yang perlahan memejamkan matanya dan tertidur,
Takano lalu menatap sekitar lalu secara perlahan ikut memejamkan matanya dan tertidur pulas disebelah Yuka,hingga pagi perlahan matahari pun terbit dan menyinari kota,
"Taka-san bangun"ucap Yuka yang nampak sudah rapih
"ya aku bangun"jawab Takano yang lalu beranjak dari tempat posnya dan berjalan ke arah dapur,"dimana Peter?"tanya Takano yang hanya melihat Ayumi,Naoto dan Zhin yang sedang menyuapi Eri makan,
"dia masih tertidur"ucap Zhin
"apa Ayumi-san hari ini berangkat kuliah?"tanya Takano
"tidak hari ini libur namun nanti siang aku mau membawa Eri ke klinik untuk periksa kesehatan"ucap Ayumi
"aku juga ikut"ucap Yuka
"baiklah berhati-hati Yuka kau jaga Ayumi,Naoto dan Eri dengan benar"Takano lalu berjalan menghampiri Peter"woy bangun"ucapnya sambil menepok kepala Peter hingga membuatnya terkaget
"ada apa... ini masih jam 8 pagi"ucap Peter ia lalu melihat jam di smartphonenya
"sekarang kita bertiga yang akan kelokasi pabrik kemarin"ucap Takano
"kau mau kesana? aku rasa kita tidak bisa kesana"Peter lalu menekan salah satu kanal berita di smarphonenya"karena wilayah itu sekarang sedang dikerumuni polisi dan juga aksi balapanmu masuk berita,untungnya wajahmu tak tertangkap kamera"
"sebaiknya kita mengawasinya dari jarak jauh"ucap Takano"Zhin kau ikut dengan kita"
"ya dimengerti"jawab Zhin sambil menyuapi Eri
"Yuka-chan Takumi ingin mengajakmu makan besok selasa"ucap Ayumi sontak hal itu membuat Yuka terkaget tak bisa berkata-kata,
"eh.. siapa Takumi?"tanya Naoto
"dia itu laki-laki yang menyukai Yuka, sayang"ucap Ayumi
"oh ya! sepertinya Yuka populer di kampus"ucap Naoto
"bilang padanya aku tak bisa"ucap Yuka"mana mau aku dengan pria seumuranya,dengar aku hanya mau seorang pria yang 1 tahun lebih muda dariku"
"hah... dasar keras kepala"ucap Peter sambil menghela nafas, waktu pun berganti menjadi siang mereka semua lalu melakukan kegiatan mereka masing-masing,
Apartemen A 700 meter dari pabrik senjata
" mereka semua ada disetiap sisi"ucap Zhin yang meneropong tempat itu
"ada berapa polisi? " tanya Peter
"hem... 40 personil mungkin" jawab Zhin
"lagi pula kenapa kita harus mengecek pabrik yang sudah hancur lebur begitu" tanya Peter
"karena aku sempat memotret beberapa gambar disana" ucap Takano
"hah? kapan? "
"saat aku bertarung dengan Katsuragi beberapa kali aku memotretnya menggunakan kamera berbentuk kotak kecil yang kutemukan dijalan"
"kau yakin kita bisa melewati mereka?"tanya Zhin
"tenang Peter memiliki segalanya"ucap Takano sambil menatap Peter
Peter lalu dengan wajah sebal menyodorkan 2 kartu pengenal kepolisian kepada mereka berdua"beraktinlah layaknya seorang polisi gantleman"ucap Peter
mereka berdua lalu berjalan turun dari gedung itu dan menghampiri lokasi kejadian yang ramai akan polisi,"ada keperluan apa?"tanya seorang petugas
"investigasi, kami dari timur"ucap Peter sambil memperlihatkan tanda pengenalnya
"oh.. ya,inspektur Kando sudah menunggu anda di bangunan 3"ucap petugas itu,mereka bertiga lalu masuk kedalam tkp tersebut Zhin dan Takano berpencar sementara Peter menghampiri inspektur Kando untuk mengurangi kecurigaan terhadap mereka,
"inspektur Kando!"panggil Peter sambil menghampiri seorang pria berbadan tinggi dengan matanya yang sedang diperban,"kau baik-baik saja?"
"ya hanya terkena serpihan kaca kemarin malam"jawab Kando
Peter lalu mengingat-ingat dokumen Kando yang sebelumnya ia baca,"bagaimana dengan anak mu,apa dia sudah mulai masuk sekolah?"
"hah.. sekolah? anaku baru berusia 1 tahun kawan"ucap Kando
"sial... aku salah"batin Peter"jadi... seperti apa kronologinya,aku dengar lewat berita bahwa seorang anak menjadi korban"ucap Peter
"ledakanya terjadi kemarin kami mendapatkan 2 tersangka namun wajah mereka belum kami identifikasi"ucap Kando"apa kau sudah menemukan petunjuk Lyon?"
"ah belum,aku baru dikabari semalam oleh atasan"ucap Peter"namun harus ku akui nampaknya gedung-gedung terbengkalai seperti ini harus kita investigasi lebih lanjut"
"kau ada benarnya sih namun kita harus menunggu surat perintah"
Peter lalu melihat Takano dan Zhin yang memberikan tanda kepadanya bahwa mereka berhasil menemukanya
"mereka rekan-rekanmu Lyon?"tanya Kando
"ya mereka rekan-rekanku, Oi! Yonda! Tetsu! kemari"ucap Peter sambil melambaikan tanganya
"hah.. Yonda?"ucap Zhin ia lalu melihat kartu pengenalnya dan menyadari nama dikartu nama itu adalah Yonda"oh baiklah tunggu sebentar,"ia lalu menepuk Takano dan mereka berdua berjalan menghampiri Peter,
"Kando perkenalkan Yonda katagiri dan Tetsuo shinomiya"ucap Peter
mereka lalu berjabat tangan"senang bertemu denganmu"
"jadi bagaimana investigasi kalian? apa kalian menemukan sesuatu?"tanya Kando
Zhin yang mendengar hal itu terdiam sejenak"ya.... em... kami belum menemukan petunjuk"
"kami menemukan ini"Takano lalu menunjukan sebuah sobekan bendera milik Fukuto knight"aku rasa ini ulah teroris"
Kando lalu mengambil benda itu menggunakan sapu tanganya dan mengamatinya"tim forensik!!!"teriak Kando disusul oleh beberapa orang forensik yang datang dan mengambil sobekan bendera itu,"bapak-bapak aku permisih dulu"ucap Kando sambil berjalan meninggalkan mereka bertiga,
"oy Lyon bagaimana nanti malam kita minum?"
"maaf Kando aku masih ada kerjaan,lain kali saja"
"ya dimenegerti"jawabnya,mereka bertiga lalu berjalan menjauhi TKP tersebut,
"mengapa kau memberikan sobekan itu?"tanya Zhin
"kau tahu musuh kita itu ada banyak jadi kita harus beraliansi tanpa membuat aliansi kita tahu latar belakang kita"ucap Takano"oh ya kau mendapatkan kartu ini darimana?"
Peter lalu terdiam"ya..... aku rasa kau tidak perlu mengetahuinya"ucap Peter
"kau menguburnya?"tanya Zhin
"lebih tepatnya.... membakarnya sih"sambung Peter
"hei apa menurut kalian kita terlalu kejam?"tanya Takano
"hah? tentu tidak lah,lagipula kita ini hanya sebuah pion yang tak berguna yang bahkan kita diciptakan hanya untuk mati,hal yang kita lakukan tidak akan merubah masa depan"ucap Peter"jadi kau tidak perlu khawatir"
"kau tidak mau memperkenalkan para CLOKERS itu kepada kami"tanya Zhin
"mungkin lain kali karena hari ini,kita harus mencari petunjuk lebih"jawab Peter
RUMAH SAKIT
nampak Ayumi,Naoto dan Yuka sedang duduk menanti antrian mereka
"ih lucunya"ucap Yuka sambil bermain dengan Eri yang berada di pelukan Ayumi
namun keseruan itu terpecah ketika seorang dengan beberapa dokter sedang membawa seorang wanita yang hendak melahirkan kearah ruang operasi yang berada tak jauh dari mereka,Yuka yang tanpa sengaja melihat wajah kesakitan wanita itu seketika terdiam,
"permisi permisi ada pasien"ucap sang perawat,
"ada apa Yuka-chan?"tanya Ayumi
Yuka lalu memegangi perutnya"apa itu menyakitkan?"tanya Yuka
Ayumi lalu menatap mata Yuka"ya sangat sakit.. namun kesakitan itu terbayarkan oleh kehadiran seorang keluarga baru yang kami harapkan akan menjadi orang yang sukses"ucap Ayumi
"apakah ibu dulu juga seperti itu saat melahirkanku?"
"ya.. pasti ibu mu merasa kesakitan saat melahirkanmu itu kenapa kita diajarkan untuk hormat kepada orang tua,"ucap Ayumi
"sepertinya nanti saat aku pulang aku harus membelikan bunga yang bagus untuk makam ibu"ucap Yuka
Ayumi lalu tersenyum"kau anak yang baik ya Yuka,semoga Eri bisa menjadi gadis yang berbakti sepertimu dan anak yang kuat sepertimu,"ucap Ayumi tak berselang lama nomor antrian mereka pun dipanggil tanpa mereka sadari Sabrina dan Katsuragi sedang mengawasi mereka dari ujung ruangan mereka menyamar sebagai seorang pasangan
"mereka masuk"ucap Sabrina ia lalu beranjak dari tempat duduknya namun dengan segera ditahan oleh Katsuragi
"jangan sekarang misi kita bukan menyerangnya"ucap Katsuragi ia lalu menyedot minuman asam kesukaanya,
Sabrina lalu kembali duduk disebelah Katsuragi,"apa mereka sudah bersiap?"tanya Sabrina
"mereka sedang bersiap-siap kita tunggu saja nanti malam"ucap Katsuragi,
Sabrina yang iseng lalu melihat seorang ibu yang sedang menggendong bayinya yang lucu"uwu... imut sekali"ucap Sabrina melihat bayi itu"kita kapan Ka-chan?"
seketika Katsuragi yang sedang menikmati minumanya malah tersedak hingga terbatuk-batuk"kau bicara apa sih? uhuk-uhuk"ucap Katsuragi sambil terbatuk-batuk
"kau malu ya..."goda Sabrina
"tidak... hanya saja belum waktu. eh.... aku bicara apa sih"ucap Katsuragi yang perlahan wajahnya memerah"fokus saja mengawasi"
"Ka-chan jika kita berhasil kembali aku mau kita keluar dari sini bersama"
"untuk apa, aku masih mau menjadi Kanselir,"ucap Katsuragi ia lalu memalingkan wajahnya dari Sabrina,namun Sabrina malah menyenderkan kepalanya ke pundak Katsuragi
"kita lihat saja nanti Ka-chan"ucap Sabrina,
"jadi mereka berdua Kanselir?"tanya Alan yang mengawasi Katsuragi dan Sabrina dari sebuah kedai yang berada diluar gedung rumah sakit,"namun mereka lebih terlihat seperti 2 anak muda yang sedang berpacaran"
"jangan meremhkanya Alan,biarpun mereka nampak masih muda namun kekuatan mereka tidak bisa diremehkan"ucap Nakutsu
"hei Roku kira-kira berapa bounty untuk kepala mereka?"tanya Alan
"aku tidak tahu namun markas menjanjikan kita hadiah yang besar,lagipula kita tidak mungkin melawanya"ucap Roku
"lalu bagaimana caranya kau bisa mendapatkan hadiah itu?"
"selama ada orang yang akan berhadapan dengan mereka secara langsung untuk apa aku turun tangan ,aku... akan mengambilnya suatu saat nanti"ucap Roku sambil tersenyum licik,
"lalu bagaimana dengan kita?"tanya Nakutsu
"ya.. tenanglah kalian juga akan kebagian"ucap Roku"jika mereka menolak maka kita akan melakukan rencana c"
waktu berlalu para Fukuto knight nampak sudah bersiap disetiap gedung menunggu target mereka kembali,persenjataan mereka lengkap dengan perasaan bangga akan kemenangan mereka,namun dari keseluruhan para anggota berbeda dengan Yesox ia nampak merasa ragu untuk melakukan misi ini.