Adrian terus mencari sosok wanita itu dengan berlari ke sana kemari. Dia yakin wanita itu pasti belum pergi jauh, akan tetapi sosok yang dicarinya sudah tak terlihat lagi.
"Apakah itu kau, Kirana?" bisik Adrian, yang tampak terengah-engah.
"Kirana, aku mohon aku ingin bertemu denganmu!" Adrian berteriak, putus asa di tengah guyuran hujan yang semakin deras. Payung yang tadi dia gunakan untuk melindungi tubuhnya tak tahu entah di mana.
Sintia keluar dari kamar ketika matahari sudah meninggi, dia menghampiri Ayara yang terlihat sedang bermain dengan beberapa boneka kesayangannya. Ayara melirik ke arah Sintia tapi ia memalingkan wajahnya karena marah. Sintia bisa mengerti dengan sikap putrinya itu.
"Mama minta maaf, tidak menepati janji. Hari ini Mama janji tidak akan pergi ke mana-mana, jadi nanti bisa tidur bersama, dan Mama akan membacakan cerita untukmu." Sintia berkata sambil memainkan Ayara.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com