220
Di rumahnya, Eljovan duduk di pinggir kasur sambil memainkan lampu. Perkataan Aletha sangat mengganggu pikirannya. Mencoba untuk menerima, tapi jauh di relung hatinya ia terluka.
Walau sebelumnya ia pernah mendengar perkataan ambigu dari Aletha. Tetapi hatinya masih belum rela, apalagi setelah ini mereka tidak akan bertemu kembali. Saat tengah sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba ia mendengar pintu di ketuk. Eljovan segera turun dari ranjang lalu membuka pintu.
"Aletha, ada apa?" tanya Eljovan.
"Tidak ada apa-apa. Aku cuma mau bilang selamat tinggal dan terima kasih," jawab Aletha.
"Kamu mau pergi sekarang?" Eljovan merasa sesak.
"Ya, aku pergi sekarang. Karena semua urusanku di apartemen ini selesai. Thanks ya, sudah jadi teman yang baik."
"Aletha, tapi kamu jangan abaikan pesanku. Walaupun kita jauh di jarak, tapi komunikasi tetap harus berjalan, Kan," harap Eljovan.
"Jika sempat, maka akan aku balas, El."
"Oke, hati-hati di jalan, Aletha."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com