Apa gara - gara aku tadi nggak mandi? Atau gara - gara larangan mandi yang tadi aku bicarakan?
Mungkin dia takut kali ya, makanya jadi diam dan tidak banyak bicara.
"Sudah siap, baby." Ucap perias yang membuatku tak percaya.
Aku langsung mengaca karena tidak percaya dengan ucapan perias.
Karena dia baru saja merias ku, tapi sudah bilang siap.
Ternyata hasilnya benar - benar menakjubkan, aku menjadi seperti bidadari yang baru turun dari langit ke tujuh.
"Sempurna." Lirih ku sambil menatap kaca yang menampilkan diriku yang cantik jelita ini.
"Pasti lah, eike yang rias gitu loh. Perias handal yang serba bisa." Ucap perias itu menyombongkan dirinya.
Perias itu memakaikan gaun yang dibelikan oleh Papa, setelah itu merapikan rambutku yang masih berantakan.
"Gaunnya bagus banget say, pesan di butik mana?" Tanya perias itu yang hanya ku tanggapi dengan celengan kepala.
"Kok nggak tahu, memang yang beliin siapa? Calon suaminya ya?" Tanya perias itu lagi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com