Lagian aku tuh sebenarnya nggak malu, tapi aku cuma ingin disuapin dengan menggunakan tangannya.
"Kenapa nggak mau? Aku tahu kalau kamu masih lapar." Ucap Arkan yang masih setia menungguku membuka mulut.
Arkan nggak ngerti - ngerti, aku tuh maunya disuapin dengan menggunakan tangannya langsung, nggak mau pakai sendok.
"Yasudah kalau nggak mau, aku makan sendiri saja." Ucap Arkan yang mau memasukkan nasi dalam sendok itu ke mulutnya, tapi segera aku cegah dan ku belokkan tangannya kembali ke mulutku.
Aku segera memakan nasi yang disuapin oleh Arkan, dan segera menelannya agar Arkan kembali menyuapi ku lagi.
"Dikunyah dulu kali, Ra. Nggak langsung ditelan gitu." Ucap Dini sambil menahan ketawa.
"Kenapa sih lo dari tadi sewot mulu." Ucapku sambil melotot kan mataku kearah Dini.
Dini justru tertawa keras yang diikuti dengan Irfan.
Sialan memang mereka berdua, nggak bisa melihat orang lagi senang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com