webnovel

The Power of Tears

Edward lantas memberi kode agar para pengawal mampu menenangkan masa yang tampak tidak terarah. Pria bangsawan itu lantas menyahut, "Terima kasih kalian semua telah menyempatkan waktu untuk hadir pada undangan konfrensi pers di istana."

Semua kamera terfokus ke arah sang pangeran. "Seperti yang kalian tahu atau mungkin telah kalian dengarkan… bahwa telah terjadi insiden penyerangan di istana. Rumor dan berita yang kalian baca jelas benar. Kalian semua bisa melihat kondisiku saat ini."

Air mata Camila secara perlahan menetes dengan sendirinya seperti yang telah diarahkan. Salah seorang jurnalis yang sadar berteriak, "Yang Mulia Ratu tengah menagis."

Kalimat tersebut lantas memotong ucapan Edward. Dengan seketika semua kamera langsung menyorot sang ratu. Pengawal dengan cekatan mengambilkan tisu dan di hadapan para media Camila mengusap air matanya.

"Luar biasa," jerit sang pangeran dalam hati.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya