Dikisahkan sebelumnya Hasan dan kedua orang tuanya setelah proses pemakaman Kakeknya selelasai mereka meminta izin pulang akan tetapi oleh pihak keluarga Kakeknya belum diberi izin, mereka disuruh menunggu sampai nanti malam, kisah berlanjut.
Mereka mendengar ungkapan alasan keluarga Kakeknya akhirnya mereka mengikutinya tidak jadi pulang, mereka menununggu acara selesai, lama mereka di rumah Kakeknya sehingga waktu sholat Isya' datang dan setelah itu terlihat orang-orang masyarakat sekitar berbondong-bondong hadir di rumah Kakeknya Hasan, rumahnya kini menjadi banyak orang lagi.
Terlihat hingga luar rumahnya penuh orang-orang yang ingin ikut mengaji di situ, suara lantunan ayat-ayat Al-Qur'an terdengar mendayu-dayu ditambah suaranya empuk dan enak didengar, sesaat suasana menjadi begitu indah dan ramai, Hasan yang melihat pemandangan itu mulai tumbuh perasaan yang senang tidak terlalu sedih lagi.
Beberapa saat kemudian acara pembacaan Yasin dan Tahlil selesai, orang-orang sebagian ada yang meminta izin sambil berjabat tangan, sebagaian dari mereka ada yang tetap di situ sambil bercerita.
Salah satu dari mereka sebut saja Nursalim orang yang menggali makam itu, dia mengungkit lagi kejadian waktu penggalian makam Kakeknya Hasan dia berkata, "La iya, saya itu masih kepikiran mayit tadi kok bisanya masih utuh kain kafan juga tubuhnya."
Tomi yang mendengar cerita itu merasa takut, terlihat dari raut wajahnya dia memberanikan diri, "Bapak-bapak saya izin pulang dulu ya, soalnya istriku saya tinggal sendirian," sambil berjabat tangan dengan orang sekitarnya dan kemudian pergi keluar.
Hendri sikapnya berbeda dengan Tomi, dia malah serius mendengarkan seksama, sesekali dia bertanya dan bertanya.
Lalu ... lalu ... Bagaimana?
"Temen-temen kira-kira amalnya apa ya sampai segitunya? tanya Dodik orang yang melihat pertama mayit itu, terlihat penasaran.
Dari dalam bilik keluar seseorang yang mengenakan pakaian putih, songkok hitam tiba-tiba bertanya, "Memang ada apa sih, dengan mayit itu? maaf saya tadi tidak sempat ikut ke makam!." yang terlihat penasaran sambil menhampiri Dodik dan kemudian duduk di dekatnya.
"Gini lo Bapak! Tadi waktu menggali kami menemukan mayit di samping makam Kakeknya Hasan itu kain kafannya masih putih bersih juga tubuhnya juga masih utuh, kami dibuatnya keheran-heranan, kami semua ya juga tidak tahu siapa dia apalagi mengetahui semasa hidupnya amal apa yang membuatnya seperti itu? maklum mungkin waktu dia hidup saya belum lahir," ungkap Dodik terlihat dia menerangkan sambil menggerak-gerakkan tangannya.
Orang-orang yang masih di tempat itu terpana mendengar penjelasan itu, setelah Dodik menjelaskan sejenak suasana menjadi hening senyap, hanya suara detikan jam dinding yang terdengar teratur.
Dalam kondisi seperti itu tiba-tiba lampu menjadi padam, orang-orang menjadi kaget dan terlihat tiba-tiba berdiri, ada yang tiba-tiba menjerit karena latah, tak lama kemudian lampu hidup kembali.
Mereka saling bertanya satu dengan yang lainnya akan hal itu, tiba-tiba dari luar rumah datang seorang kakek yang sudah tua menyahutnya sambil bertanya, "Memangnya tadi kamu makamkan di sebelah mana?, saya mungkin tahu sejarah orang-orang yang meninggal di situ, ya walau tidak banyak." Terlihat ada seseorang yang menyiapkan kursi duduk untuk kakek itu, Kakekpun duduk di kursi itu.
Dodik yang mendengar pertanyaan itu tidak lama-lama langsung menjawab pertanyaan Kakek itu dengan jawaban, "Itu loh, Kek kalau kakek tahu, tadi saya makamkan di dekat bangunan tua yang di kelilingi jeruji besi, di sebelah kirinya."
Orang-orang semakin terlihat menikmati cerita itu tak tertinggalan pula Hasan dan Ayahnya, sesekali mereka membenarkan tempat duduknya karena terasa lelah, dan juga ada diantara mereka yang meminum kopi untuk menghilangkan rasa ngantuknya.
Kakek itu yang mendengar penjelasan itu, tiba-tiba dadanya terlihat keangkat keatas dan nafasnya terhenti sebentar seraya berkata, "Subhanallah, bener disitu?"
Dodik menjawab yang terlihat habis meminum sesruput kopinya, "Iya Kek, memang ada apa? Dan Siapa itu Kek? Coba ceritakan siapa tahu kita bisa mengikuti jejaknya.
"Bapak-bapak dan Kang-kang juga yang hadir disini, mayit itu namanya Supri dulunya dia adalah orang yang rajin ke masjid hingga hampir tidak pernah absen saat melaksanaakan sholat fardlu berjamaah," tutur Kakek itu sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Boleh saya minta tehnya, rasanya tenggorokan ini kering," tanya Kakek itu di sela-sela ceritanya.
Tak lama teh pun datang dan kemudian Kakek meyruputnya pelan-pelan sambil menikmatinya.
"Saya lanjut, selain itu dia juga seorang Muadzin (Orang yang Adzan) jadi dia datang ke masjid lebih awal," tutur Kakek itu.
Seketika terdengar gemuruh lantunan suara tasbih "Subhanallah," dari orang yang hadir saat itu.
Hasan yang mendengar itu hatinya mulai tergerak untuk bisa melakukan seperta Bapak Supri kemudian bertanya "Selain itu Kek, mungkin masih ada?" sambil mendekatkab diri pada Kakek itu. Hasan mendengarkannya dengan seksama.
"Hmm, siap kamu nak? Kayaknya kamu lebih penasaran tentang cerita ini," tutur Kakek itu sambil memandangnya.
"Nama saya Hasan Kek, masih saudara Orang yang baru saja meninggal ini," tutur Hasan sambil berjabat tangan dan kemudian mencium tangannya.
"Oh Hasan, yang kata Kakekmu itu, ingin meneruskan pendidikan di pesantren," ungkap Kakek.
"Iya Kek! Semoga saya bisa seperti Bapak Supri itu," sahutnya.
"Amin, Sering Kakekmu itu menceritakan perihal kamu, ya udah saya lanjutkan ceritanya ya!" tutur Kakek itu.
"Iya Kek! Saya senang mendengarkannya," sahut Hasan yang terlihat membenarkan posisi duduknya.
"Selain itu, Bapak supri juga seorang yang menghafal Al-Qur'an (Tahfidz) tidak sedikit Orang-orang yang menggali Ilmu darinya," tutur Kakek itu.
"Itulah sekelumit kisah Bapak supri yang kalian saksikan kalau mayitnya tidak berubah sama sekali, ya kalau memang benar begitu, berarti sabda Nabi Muhammad Saw itu benar-benar terbukti," imbuh Kakek itu.
Hasan yang terlihat penasaran bertanya lagi, "La sabda Nabi Muhammad Saw itu bagaimana Kek?"
"Nabi Muhammad Saw pernah bersabda sesuai kitab yang saya baca dan mendengar dari guruku saat memberi nasihat-nasihat, Bahwa ada 10 orang yang ketika meninggal dunia jasadnya tidak busuk, sebagiannya yaitu Orang yang istiqamah menjadi Muadzin (Orang yang melaksanakan Adzan), Orang yang Istiqamah berjama'ah pada sholat fardlu, dan orang yang dapat menghafal Al-Qur'an, yang lainnya bisa datang kerumah saya jelaskan kayaknya sudah terlalu malam ini," tutur Kakek itu yang kemudian dia pamit pulang.
Sekali lagi suara gemuruh lafadz Tasbih terdengar lagi, "Subhanallah."
Tak lama kemudian Orang-orang minta permisi untuk pulang, kini hanya tinggal Keluarga Hasan dan dan Keluarga Kakeknya, melihat keadaan sudah terlalu malam keluarga Hasan memutuskan untuk menginap pulang besok pagi.
Hasan yang terlihat letih segera pergi ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya, keadaan menjadi sunyi senyap hanya terdengar lantunan musik serangga yang menemani tidurnya Hasan.
Saat baru terlelap tiba-tiba tubuh Hasan menjadi Kaku rasanya tidak bisa digerakkan dia menjerit sekencang-kencangnya tetapi tidak ada yang mendengarnya.
Nah Bagaimana keseruan kisah selanjutnya?
Apa yang terjadi pada Hasan?
Mari ikuti kisahnya hanya ada di sini.