Ia tidak menyangka mereka saling akrab satu sama lain.
Melihat kedua orang di depannya begitu akrab membuat perempuan lain yang berada di ruangan Itu tampak menahan sakit hati dan cemburu.
Hal itu dikarenakan lelaki paruh baya itu tidak pernah menganggapnya sebagai menantu Bahkan ia belum pernah memanggil atau berbicara jelas dengannya.
Sarah mendengar itu hatinya sedikit remuk, pak Pratama bahkan tidak bertegur sapa dengannya sedari tadi, namun begitu Kania datang ia langsung menanyakan Khaira dengan sebutan cucunya, ia langsung menundukan kepala teringat pada Serkan yang bahkan tidak pernah memanggil laki-laki paruh baya itu dengan sebutan Kakek.
Semalaman mereka menunggu namun belum ada kemajuan dari Damar. Kania pulang untuk sementara karena waktu hampir pagi, ia juga takut jika Khaira terbangun.
Adi melihat Kania yang kelelahan, dan setuju untuk pulang ke rumah. Pak Pratama tetap disana bersama Sarah walau mereka tak bertegur sapa.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com