Ketika mereka sedang mencari metode untuk terbebas dari belenggu ini, tak satu pun dari mereka sadar jika ada beberapa orang yang mereka kenal rela datang jauh-jauh hanya untuk menyaksikan pertandingan Universitas Mandara. Kebetulan orang-orang tersebut baru saja tiba dan memilih untuk berdiri di koridor dari pada duduk di bangku penonton.
"Wah, wah. Kelihatannya mereka kesulitan. Nampaknya mereka kewalahan jika tak kau ada di sisi, Rangga. Lihat sampai kampus saingan kalian saja rela datang meski terlambat."
Samudera dan teman-temannya datang untuk melihat pertandingan lawan terberat mereka. Termasuk Rudy dan Budi yang sempat mereka bahas juga muncul. Rambut pirang mereka menyala terang di antara para penonton yang berambut hitam.
"Bukannya kalau tak salah mereka kampus yang juara selama tiga kali berturut-turut? Tapi kenapa mereka terlihat kewalahan sedangkan lawannya saja sama sekali tak terkenal," ucap Rudy, bahasa Indonesianya masih kurang baik.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com