Tepat seperti dugaannya, Doni membuka pintu gedung olahraga sejenak dan memastikan apa ada orang lain yang berusaha mendengar pembicaraan mereka. Selama sepuluh detik ia menunggu dan tak ada siapapun muncul di hadapannya, Doni mengangkat bahu kirinya lalu menutup pintu sangat rapat. Arya dan Marlon yang bersembunyi tak jauh dari tempat latihan, seketika napasnya tertahan dan sangat panik beberapa detik sebelumnya.
Arya mengelus dadanya, hampir saja ketahuan kakak tingkat yang sedang memasang wajah sangat curiga. Beruntung ia bisa berlari secepat mungkin dan sembunyi di dinding bangunan sebelah. Marlon yang diseret oleh Arya mendadak pakaian belakangnya menjadi kotor.
"Apa yang kau lakukan, dasar bodoh! Kau hampir saja membuat kita ketahuan! Bagaimana pikirkan jika Kak Doni menghajar kita?" Arya menunjuk-nunjuk hidung Marlon yang sedang duduk di atas pasir.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com