Gadis itu membulatkan mulutnya sembari mengangguk pelan. "Beberapa waktu lalu mereka berdua pernah menceritakan hal itu padaku. Dan saat itu aku tak terlalu menanggapi mereka karena aku pikir apa yang mereka katakan hanyalah bualan. Tapi ternyata itu benar, ya."
Fahrizul terdiam sesaat lalu menjawab. "Entahlah. Apa yang aku ceritakan berdasarkan cerita temanku sendiri. Aku awalnya juga tak percaya karena aku tahu temanku tak mungkin melakukan hal konyol seperti itu. Tapi setelah mendengar kedua temanmu itu terus mencaci maki temanku tanpa henti dengan raut wajah serius, kepercayaanku pada temanku perlahan goyah dan cukup terkejut."
"Kalau begitu, dimana temanmu sekarang? Bolehkah aku bertemu dengannya?" pinta gadis itu, berharap bisa melihat langsung wajah Arya.
"Untuk apa? Apa kau mau melaporkannya pada rektor karena temanku tak beda jauh dengan penjahat kelamin?" tanya Fahrizul, wajahnya semakin tegang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com