webnovel

Prolog

Namaku Kim Yoo Min. Umurku 22 tahun. Aku seorang mahasiswi di Universitas Hanyang jurusan fotografi. Warna kesukaanku pink, makanan favoritku adalah masakan ayahku. Alasannya karena masakan ayahku lebih enak dibandingkan dengan masakan mamaku. Aku lahir di Daegu, Korea selatan. Mungkin kalian akan mengira wajahku bak idol karena lahir di Korea. That's wrong. Aku keturunan Indo-korea jadi, warna kulitku kuning langsat menurun dari mamaku. Hobiku membaca buku, mendengarkan musik, dan masih banyak lagi kecuali, memasak. I hate that.

29 September, Kediaman Kim

"Yoo Min-ah!" Panggil mama.

"Ne, Eomma!" Aku bangkit dari tempat duduk menghampiri Mamaku yang sedang berada di kebun.

"Kenapa?" tanyaku.

"Tolong, ambil gambar Mamamu yang cantik ini!" ucap mamaku. Mama berpose dengan memegang bunga mawar sambil terkekeh melihatku. Melihat tingkahnya, aku hanya menggelengkan kepala dengan heran.

"Sebentar, aku ambil kameraku dulu dikamar." kataku.

"Cepatlah."

Lalu, aku berlari kedalam kamar untuk mengambil kamera. aku menyalakannya dan mengarahkannya ke sudut ruangan.

"Ckkrek..." aku mengambil gambar untuk melihat apakah kameranya masih berfungsi dengan baik.

"Okay, Perfect!" ujarku dalam hati. Bergegas aku kembali ke kebun untuk pemotretan. Melihatku membawa kamera,mama sudah berpose layaknya model. Tidak butuh waktu yang lama, pemotretan mamaku berjalan lancar. Aku menunjukan hasil foto yang kuambil padanya.

"Wah, emang Yoo Min yang paling terbaik. Akan mama upload di akun Anstagram, pasti Followers mama jadi makin banyak." kata ibuku saat memandang foto-foto estetiknya.

Jangan heran, Mamaku adalah mantan selebgram terkenal di Seoul. Dulu Hampir setiap waktu, kapanpun dimanapun ia selalu berfoto. Terkadang mama selfie sendiri, terkadang minta bantuan orang lain. Tak jarang juga Mama diundang dan dihubungi untuk menjadi endorse suatu produk. Namun sekarang yang bisa membantu hanya aku sebagai fotografer pribadi Mama. Mamamulai berhenti menerima tawaran untuk menjadi endorse semenjak melahirkan Kak Taehyung.

Aku ingin memberitahu kalau Mama itu orang indonesia, namun fashion mama gak bakal kalah sama idol korea. Soalnya, mamaku ini perfeksionis dan elegan. Beda jauh sama aku yang lebih suka fashion yang casual.

"Eomma, aku pulang!" Terlihat Seorang lelaki berlari menuju mamaku dan memeluknya.

Sontak aku berteriak "Taehyung oppaaaa! neomu bogoshipoyooo" aku menaruh kamera yang ku pegang di meja dan langsung memeluknya. Ia dengan hangat membalas pelukanku.

Lelaki ini adalah kakakku, Kim Taehyung. Dia seorang idol dibawah agensi besar HYPE sejak 7 tahun yang lalu, job-nya banyak jadi jarang sekali pulang ke rumah dan kumpul bareng keluarga. Aku, papa dan mama cuma bisa mendukungnya dari jauh. Contohnya dengan menonton penampilannya melalui saluran televisi. Sehingga wajar setiap dia pulang, keluargaku akan membuat pesta penyambutan besar-besaran.

"Appa dimana ma?" tanya kak Taehyung. "Appa masih direstoran. Sebentar, akan mama telpon!" Mamaku mengeluarkan ponsel dari saku bajunya. Mama mencoba menghubungi papa.

"Yeoboseyo!" terdengar suara papa dari seberang. "Yeobo, cepatlah pulang uri adeul taehyung-ah, dia pulang ke rumah." kata mama. "Jinjja?, baiklah aku akan segera pulang dan membawa makanan untuk kita." ucap papa. "Appa, aku tunggu di rumah!" sahut kak Taehyung. Appa tertawa kecil mendengarnya. "Baiklah Taehyung, Appa akan pulang sekarang." ucap papa mengakhiri pembicaraan. Kak Taehyung mematikan panggilan dan menyerahkan ponsel ke pada mama.

"Ma, aku masuk kamar dulu ya, mau ganti baju." Kak Taehyung berjalan membawa barang-barangnya ke kamar, aku pelan-pelan membuntutinya. Tiba-tiba Kak Taehyung berhenti di depan pintu, alhasil kepalaku menabrak punggung lebar dihadapanku.

"Aduh! Oppa, kalo berhenti bilang-bilang dong, sakit nih" gerutuku. "Makanya jangan dibelakang kakak, salah kamu sendiri." Kak Taehyung meledekku. Kak Taehyung membuka pintu kamarnya dan melemparkan barang-barangnya di atas kasur. Ia pun merebahkan dirinya diatas kasur. Aku masih berdiam diri ambang pintu kamar Kak Taehyung. Namun ia sama sekali tidak menyadarinya. Isengnya, aku mulai mengeluarkan aegyo dan bertingkah imut (biar di notice :D). Karena risih melihat tingkahku, ia pun bangkit dari kasur dan menghampiriku.

"Mau ngapain?" tanyanya dengan cuek. "Ih, Oppa jahat, masa gak ingat apa yang aku minta waktu terakhir kali di telpon." Aku memanyunkan bibirku. "Apa sih, Oppa gak ingat." kata Kak Taehyung berpura-pura tersenyum. "Itu loh....." belum sempat aku berbicara, Kak Taehyung tiba-tiba mengeluarkan suatu barang dari belakang punggungnya. "Wah, album terbaru lengkap dengan tanda tangan semua member, Oppa!" mataku berbinar-binar melihatnya. "Ne, sebelum pulang kakak minta semua teman-teman kakak buat tanda tangan albumnya. Ada suratnya juga didalam" jelasnya. "Makasih Oppa-ku yang paling ganteng sedunia," pujiku. Aku keluar dari kamar kakakku dengan girang. "Hei, nanti dulu, ada syaratnya dong." tangan kakakku menarik kerah bajuku. Seketika aku berhenti dan berbalik. Raut wajahku berubah masam. "Sebel deh, cepetan apa syaratnya?" kataku kesal.

Kak Taehyung menarikku ke dalam kamarnya lagi dan memperlihatkan barang-barang yang ada di atas kasurnya. "Rapikan barang-barang kakak dulu!" perintah Kak Taehyung. Aku menatap tajam ke arahnya. "Ya udah kalo gak mau, kakak ambil lagi..." tangannya hendak mengambil album yang ku pegang. "Iya, Iya deh, aku beresin" kataku sambil berpura-pura baik. "Dasar ada maunya" ucapku dalam hati. "Uhhh, sayang deh sama adikku yang manis ini." ia dengan iseng mengacak-acak rambutku. "Oppa!" teriakku marah. Kak Taehyung langsung berlari keluar dari kamar. Aku mencoba untuk mengejarnya namun ia sudah jauh. Aku kembali ke kamar.

Tas, skincare, jaket, kaos, celana, topi, dan sepatu berserakan dimana-mana. Aku mendengus sebal. Namun, demi album, aku akan melakukannya. "Tunggu pembalasanku, Oppa!" gerutuku dalam hati. Aku menaruh semua barang yang berserakan tadi pada tempatnya. Aku menyapu lantainya dan mengelap kaca jendela. Tak lupa, mengganti seprai dan sarung bantal milik Kak Taehyung. Dalam setengah jam, kamar kakakku menjadi rapi. Baru saja aku akan keluar, Kak Taehyung berdiri di ambang pintu. Sepertinya dia habis mandi karena terlihat rambutnya yang basah.

"Wow, apa kau benar adikku Kim Yoo Min?" ejeknya. "Bagaimana, puas, kalau tak ada album tak akan aku bereskan kamar Oppa." protesku. Ia berjalan menghampiriku. "Makasih, nae dongsaeng yang paling cantik." pujinya. Ia memelukku dan mencubit pipiku. Walaupun masih sebal, tetap saja wajahku memerah karena pujiannya. "Yoo Min, kau mencium bau sesuatu?" tanya Kak Taehyung. "Ani, bau apa Oppa?" aku mengendus-ngendus sekitar. "Ini bau badanmu karena belum mandi. Cepat sana mandi!" ledek Kak Taehyung. "Oppa!" Aku memukul dan mencubit lengannya. Aku langsung keluar dari kamarnya dengan marah. Sedangkan, Kak Taehyung kulihat ia hanya tertawa karena sudah berhasil meledekku.

Bab berikutnya