webnovel

Hanya Memandang Saja Tanpa Kata

"Itu rumahnya," ujar seorang warga yang ditanya memberikan kepastian.

Yusko menyampaikan terima kasih. Ia lega. Akhirnya berjumpa juga yang mereka cari. Ketemu pula yang mereka inginkan.

Namun ketiganya seakan terpaku di depan pagar. Memandangi rumah tersebut saja. Lama. Padahal, tidak ada yang aneh dengan rumah itu. Mengapa mereka bagai patung di depan rumah itu?

Ujang tidak ikut naik ke darat. Alasannya, capek. Mau tidur. Sesungguhnya tentu karena takut meninggal kapal.

Sebuah rumah kayu. Bangunan lama. Terlihat dari corak bangunannya. Rumahnya tinggi. Punya ruangan kosong di bawah lantai. Terlihat sangat terawat. Bersih dan rapi. Bercat warna coklat. Halamannya juga luas. Ada sejumlah tanaman buah-buahan. Tapi tidak terlalu subur atau kurang terurus.

Hilang segera rasa letih yang membaluti tubuh Hanjo. Tubuhnya teras lebih ringan. Kepalanya terasa lapang. Tak teringat lagi olehnya betapa panjang dan berlikunya perjalanan yang mesti dilewati untuk sampai di rumah ini.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya