Hanjo menarik nafas. Mana bisa dia ikut RUPS Luar Biasa. Memangnya dia siapa? Akan menjadi masalah besar bila ia memaksa ikut masuk ke ruang meeting.
Hanjo bersiap-siap menunggu pria gondrong itu masuk cafe. Ia merasa perlu berjumpa. Paling tidak untuk mengingatkan dirinya untuk tidak lupa dengan pria itu. Dia sepertinya sangat dengan Melina. Mungkin saja pacarnya. Hanjo ingin mengenalnya lebih jauh.
Hanjo berdiri ketika pria itu akan lewat di belakangnya. Hanjo berbalik badan dan segera menyodorkan tangan. "Hallo, pak kabar?" sapanya dengan suara cerah.
Pria itu menyambut salaman. Sejenak keningnya berkerut. Mungkin tengah mengingat-ingat. Pria itu kemudian tertawa menyambut salaman Hanjo dengan riang. "Aku tidak lupa. Pastilah Pak Hanjo bukan?" ujarnya kemudian.
Hanjo tertawa. Ternyata ia masih ingat dengan dirinya. "Tidak salah," ujar Hanjo pula. "Tapi maaf, saya yang lupa. Siapa ya?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com