"Gue orang yang bakal selalu ada buat lo dan bakal selalu jagain lo. Tapi jangan sampai lo jatuh cinta sama gue Shei." Ucap Vincent yang membuat Sheina terdiam sejenak.
"Emang kenapa kalau gue suka dan cinta sama lo?"
"Karena lo bakal sakit hati Shei!!!"
"Maksud kak Vincent apa?" Tanya Sheina sambil mengubah posisi duduk nya menjadi menghadap Vincent.
"Sekarang kita pulang." Ucap Vincent lalu melajukan mobil Sheina tanpa memberi jawaban atas pertanyaan Sheina yang tadi.
"Ihhh kak.... Jawab gue dong, kenapa lo selalu nyuruh gue buat ngak jatuh cinta sama lo? Emang kenapa kalau gue jatuh cinta sama lo sih?"
"Lo ngak perlu tau alasan nya Sheina." Ucap Vincent dan terus mengarah kan pandangan nya pada jalanan di depan nya.
"Ihhh kak Vincent mah, ya gue harus tau dong alasan nya. Kan di sini gue yang jado korban nya." Ucap Sheina sambil terus menggoyang kan tangan Vincent yang sedang berada di setir mobil nya.
Vincent menatap Sheina singkat, lalu kembali fokus ke jalanan di depan nya. "Lepasin Sheina, kita bisa celaka kalau lo goyang goyang tangan gue gini." Ucap Vincent. Mobil mereka memang sempat oleng karena ulah Sheina tadi, untung saja jalanan sepi, kalau ada mobil lain selain mereka, entah apa yang akan terjadi pada mereka berdua.
"Ya udah jawab dong kak." Ucap Sheina tanpa mengoyang kan tangan Vincent lagi.
Vincent kembali bungkam dan tidak memberikan jawaban apa apa pada Sheina. Sheina menjadi kesal sendiri dan malah membuang muka nya ke arah samping.
Vincent menatap Sheina yang tidak mau menatap nya lagi dan malah fokus menatap pohon di pinggir jalan yang satu persatu mereka lewati.
Tangan Vincent bergerak ke arah puncak kepala Sheina dan mengacak acak rambut Sheina. Sheina berdengus kesal, dan langsung merapikan rambut nya tanpa berkata sepatah kata pun.
"Ngambek?" Ucap Vincent. Sheina hanya diam dan kembali menatap jalanan di samping nya. Setelah itu, tidak ada percakapan lagi yang terjadi antara Sheina dan Vincent di dalam mobil.
Hanya suara musik yang mewarnai suasana di dalam mobil itu. Baik Sheina dan Vincent fokus pada pandangan mereka masing masing.
Setelah beberapa menit di perjalanan, akhir nya Sheina dan Vincent sampai di rumah Sheina.
Sheina turun lebih awal tanpa mengucap kan apa apa sebagai basa basi seperti yang biasa dia lakukan kepada Vincent. Melihat sikap Sheina yang berubah, Vincent memilih untuk ikut keluar bersama Sheina.
Saat Vincent sudah keluar dari dalam mobil, Sheina mendekat ke arah Vincent. Vincent tersenyum kecil melihat Sheina yang semakin dekat dengan nya.
"Sok ngambekan sih lo sama gue, toh juga lo ngak bisa jauh jauh kan dari gue?" Ucap Vincent penuh percaya diri.
Saat jarak mereka semakin dekat, tangan Sheina bergerak dan tiba tiba...
tapppp....
Sheina meraih kunci mobil nya dari tangan Vincent. Vincent yang kaget hanya bisa berdiri sambil menganga tidak percaya dengan apa yang di lakukan Sheina.
"Makasih udah nganterin gue. Sekarang lo bisa pulang." Ucap Sheina lalu berjalan masuk ke arah rumah nya.
"What? Maksud lo gue pulang pake apa?" Tanya Vincent yang masih berdiri di tempat yang sama seperti tadi. Sheina berbalik badan dan kembali menghadap Vincent.
"Emang lo ngak punya paket yang buat pesan gojek kek apa kek. Perlu gue sambungin sama wifi di rumah gue?" Tanya Sheina Ketus.
"Maksud gue bukan itu kali, tapi...." Ucapan Vincent terputus, entah apa yang harus dia katakan agar Sheina tidak membiar kan nya pulang secepat ini. Vincent masih ingin bersama sama dengan Sheina.
"Tapi kenapa? Cepet ngomong, gue ngak punya banyak waktu." Ucap Sheina kesal.
"Emm itu, apa... hp.. iya hp gue ketinggalan di UKS tadi." Ucap Vincent tersenyum kecil. Untung saja dia memiliki alasan untuk tetap bersama dengan Sheina.
Sheina menatap Vincent kesal. "Trus lo mau apa? Mau minjem mobil gue? Nihhhhhh." Ucap Sheina sambil melempar kunci mobil milik nya ke arah Vincent. Dengan sigap, Vincent menangkap kunci mobil Sheina agar tidak sampai terjatuh ke tanah.
"Gue minjem hp lo aja deh, biar gue suruh Fagan buat jemput gue." Ucap Vincent. Sheina mengernyit kan dahi nya mendengar jawaban dari Vincent, namun akhir nya dia mengedik kan bahu nya tidak peduli.
"Hemm ya udah, terserah lo aja." Ucap Sheina lalu masuk ke dalam rumah nya. Saat Sheina berjalan beberapa langkah, kaki nya langsung terhenti saat Vincent memanggil nama nya.
"Sheina!!!" Panggil Vincent, Sheina menoleh dan memasang muka datar.
"Apa lagi sih kak?"
"Lo ngak ada niatan buat ngajak gue masuk gitu? Gue haus nih dari tadi ngak minum." Ucap Vincent yang membuat Sheina menghela nafas kesal nya.
"Ya udah sih masuk aja. Minta tuh minuman sama bibik di dalam. Gue capek pengen tidur." Ucap Sheina.
Akhir nya Sheina dan Vincent masuk ke dalam rumah bersamaan. Di rumah itu hanya ada asisten rumah tangga Sheina.
Dimas sedang ada kuliah, jadi tidak ada orang selain mereka. Sheina langsung berjalan menuju kamar nya dan di ikuti oleh Vincent.
Saat Vincent dan Sheina sudah berada di ujung tangga, Sheina menyadari Vincent yang sedari tadi mengikuti nya langsung berbalik arah.
"Lo mau kemana kak? Kan lo haus, ngapain lo ngikut ke kamar gue? Mau minum apa lo di sana? Minum air wc?" Ucap Sheina somplak. Vincent terheran heran bahkan terjungkal jungkal mendengar ucapan Sheina yang begitu kejam menurut nya.
"Ya elah, kan gue ngak tau kalo lo mau ke kamar. Gue pikir lo mau ngambilin minum buat gue, maka nya gue ngikut ngikut aja." Jawab Vincent.
"Lo kan punya kaki dan tangan, ambil aja sendiri tuh. Gue capek mau tidur. Kalo mau pulang silah kan." Ucap Sheina lalu menaiki tangga itu satu persatu menuju ke kamar nya.
Vincent menatap Sheina yang menaiki tangga. Vincent merasa ada yang salah dengan ucapan nya tadi hingga membuat sikap Sheina berubah drastis kepada nya.
Vincent berjalan menuju ke arah dapur untuk mencari minum dan menemukan seorang wanita paruh baya yang jika dilihat dari penampilan nya merupakan asisten rumah tangga di rumah ini.
"Selamat siang den. Temen nya non Sheina ya?" Sapa wanita itu.
"I.. Iya bik, saya temen nya Sheina. Emm permisi ya saya mau ngambil minum." Ucap Vincent sopan lalu mengambil segelas air putih yang ada di sana.
Setelah selesai menghabis kan air di dalam gelas tersebut, Vincent baru sadar bahwa ternyata hp Shein masih berada di tangan nya. Saat Vincent ingin membuka hp itu, ia baru sadar jika Sheina mengunci hp nya.
"Emmm bik, maaf mau tanya. Kamar Sheina sebelah mana ya? Ada yang mau saya tanya kan sekalian mau balikin hp nya." Tanya Vincent pada wanita yang sedang sibuk pada pekerjaan nya itu.
"Ohhh kamar non Sheina ada di lantai atas den. Nanti ada pintu warna pituh dan ada tulisan maaf ya den "Ada Anjing Gila." Itu kamar non Sheina." Ucap wanita itu sambil tertawa kecil.
"Anjing gila? Maksud nya anjing gila itu siapa?" Tanya Vincent heran.
"Hhehhehe iya den anjing gila. Nanti coba aden tanya kan langsung sama non Sheina maksud nya itu apa, karena saya juga heran apa maksud nya non Sheina buat itu." Ucap wanita itu kembali tertawa.
"Oh ya udah deh bi, makasih ya. Saya ijin naik ke atas dulu ya bi." Ucap Vincent lalu berjalan menuju kamar Sheina yang sudah ditunjukkan oleh wanita tadi.
"Ohh iya den silahkan."