webnovel

Vincent Saddam

"Emang seganteng apa sih? heboh banget udah kayak ibu ibu rebutan sayur tau ngak." Ujar Sheina kesal.

Sheina perlahan mengarah kan pandangan nya mengikuti arah suara itu. Saat Sheina sudah berhasil mengarah kan pandangan nya, tiba tiba Sheina langsung teriak.

"Hah? Lo?" Semua pandangan orang orang yang ada di lapangan itu langsung tertuju pada Sheina termasuk laki laki itu.

Saat Sheina sadar bahwa dia sedang jadi tontonan semua orang yang ada di sana, dia langsung menunutup mulut nya.

"Lo kenapa sih Shei?" Tanya Adel yang bingung dengan sikap Sheina.

"Dia kan..."

"Lo udah kenal ka Vincent?" Tanya Adel lagi.

"Jadi nama dia Vincent?"

"Iya. Dia yang pernah gue ceritain sama lo. Ketua osis sekolah ini, cowok paling ganteng di sekolah ini deh pokok nya." Curhat Adel sambil terus melirik laki laki yang ada di hadapan mereka sambil senyuman terus merekah di wajah nya.

"Mati gue." Ucap Sheina pelan.

"Seperti yang tadi sudah di katakan oleh Laura selaku sekretaris osis sekolah, bahwa hari ini adalah hari terakhir kegiatan MOS di sekolah ini. Gue ucapin selamat untuk kalian karena sudah sukses menjalan kan kegiatan ini."

"Dan sekali lagi gue mau ucapin selamat datang di SMA GARUDA, gue harap kalian bisa betah di sekolah ini. Kalian datang sama sama, dan gue harap kalian juga bisa lulus bareng bareng juga. Kalau ada kata atau perlakuan dari kami anggota osis sekaligus panitia acara MOS kali ini, gue selaku ketua osis minta maaf. Sekian dan terima kasih." Ucap Vincent lalu turun dari podium di sertai tepuk tangan dan sorakan meriah dari semua siswa, terutama para kaum hawa.

Laura kembali naik ke podium setelah Vincent turun. "Ok semuanya, sekian acara penutup kita hari ini. Setelah ini akan ada arahan dan pembagian roster pelajaran dari staff dan guru. Jadi sambil menunggu pengumuman nya kalian bisa istirahat dulu, sekian." Dibarengi dengan ucapan Laura, semua anak anak yang tadi nya berbaris rapi di lapangan mulai membubar kan diri masing masing.

"Kantin yuk Shei, gue laper banget serius." Ajak Adel sambil menarik pergelangan tangan Sheina, Sheina hanya bisa mengikuti tanpa melakukan perlawanan apapun.

"Del lo duluan aja deh, gue mau ke toilet bentar."

"Ohh ya udah, gue duluan ya. Awad aja kalo lo malah ngak dateng." Ucap Adel memberi peringatan.

"Iya, gue bakal dateng kok. Sekalian pesenin makanan gue, bakso urat satu sama es teh manis ya." Ucap Sheina lalu sedikit berlari menuju kamar mandi.

Adel yang melihat tingkah Sheina hanya bisa menggidik kan bahu nya lalu melanjut kan langkah nya menuju kantin.

Sheina keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kantin. Saat Sheina sedang asik memeriksa handphone nya tiba tiba Sheina mendengar alunan musik yang entah kenapa membuat dia berhenti,

Sheina berusaha menemukan sumber suara itu, hingga akhir nya Sheina melihat seseorang yang sedang duduk di bawah salah satu pohon di taman belakang sekolah.

Sheina melirik sekeliling tempat itu, bulu kuduk nya berdiri sendiri. Sheina banyak melihat pohon pohon besar di sini, sama sekali tidak ada orang lain selain laki laki itu.

Apa dia tidak takut ada di sini sendirian? Tanya Sheina dalam hati. Laki laki itu terlihat sedang asik mendengar kan musik dari ponsel nya.

Sheina berjalan mendekat ke arah seseorang yang sedang duduk di sana, langkah Sheina begitu pelan. Namun tiba tiba...

krekkkk...

Sheina menginjak sebuah ranting pohon yang membuat seseorang itu terlonjak kaget dan langsung berdiri. Entah beberapa lama mereka saling memandang dan hanya diam.

"Lo ngapain di sini?" Tanya seseorang itu mengeluar kan suara nya

"Gu... gue, gue..." Jawab Sheina gugup dan tidak tau harus bicara apa.

"Jawab yang bener."

"Gue, emm tadi gue baru dari kamar mandi mau ke kantin, trus ngak sengaja denger suara musik lo, jadi gue iseng buat ikutin itu suara, dan akhir nya gue sampe di sini."

Seseorang itu mengangkat bahu nya acuh saat mendengar kan jawaban Sheina. Dia kembali duduk di tempat nya tadi, dan Sheina malah ikut duduk di samping laki laki itu.

Seseorang itu melirik ke arah Sheina saat gadis itu sudah duduk di samping nya. "Lo ngapain duduk di sini?"

"Emang kenapa? Ya terserah gue dong mau duduk di mana."

"Ini tempat gue."

"Hehhhh ini taman sekolah, jadi siapa aja bebas dong duduk di sini, emang sekolah ini punya bapak lo? Enggak kan?" Cerutus Sheina kesal.

"Terserah lo, yang penting jangan berisik."

"Iya, gue ngak bakal berisik kok."

satu menit....

dua menit....

hingga lima menit...

Suasana di tempat itu masih hening. Sheina maupun seseorang itu tidak ada yang memulai pembicaraan mereka hingga akhir nya Sheina berniat untuk memulai obrolan di antara mereka.

"Ekhhemmm."

"Ekhhemmmm,,, Ekhemmmm."

"Lo batuk atau kena Corona? jauh jauh dari gue sana." Ucap seseorang itu tiba tiba dengan mata tertutup.

"Hehhh asal ngomong aja lo ya. Gue ngak kenal Corona ya."

"Terus?"

"Gue.. Gue cuman nyari ancang ancang buat mulai obrolan sama lo." Ucap Sheina yang langsung membuat dia kaget dengan apa yang dia kata kan, dengan cepat Sheina langsung menutup rapat mulut nya.

Aduh bego banget sih gue. Ya Allah, Sheina malu banget ya Allah. Sheina bisa hilang sebentar ngak dari muka bumi ini? Ucap Sheina dalam hati merutuki kebodohan nya.

"Langsung ngomong aja kali."

"Emmmm maaf ya."

"Untuk?"

"Ya untuk beberapa hari ini."

"Maksud lo?"

"Ya maaf karena beberapa hari ini, gue udah lancang sama lo. Misal nya kayak waktu hari pertama sekolah, gue nuduh lo bolos dan terlambat sama kayak gue. Terus kemaren waktu di UKS gue juga ngomong nya ngak sopan sama lo."

Sheina diam, dia menunggu jawaban dari laki laki itu, namun belum ada sepatah katapun yang keluar dari mulut laki laki itu.

"Bener deh kak, gue ngak tau kalo lo itu senior di sini, ketua osis lagi. Gue serius, ngak boong sumpah." Ucap Sheina sambil mengangkat dua jari nya dan membentuk huruf V.

"Hemmm." jawab laki laki itu singkat.

"Ihhhh nyebelin banget. Lo pelit banget sih buat ngomong juga. Jawaban lo kayak ngirit tau ngak, ucapan itu ngak berbayar jadi ngak usah ngirit ngirit njir." Ucap Sheina kesal yang langsung membuat seseorang itu membuka mata nya.

"Seandai nya ngomong itu berbayar gue bakal ngomong banyak, bahkan gue pastiin kalo gue bakal lebih bar bar dari lo, biar duit gue cepet habis, ngerti!!!" Ucap seseorang itu yang langsung membuat Sheina menganga. Sheina berusaha mencerna ucapan laki laki itu.

"Heh Vincent Saddam, maksud lo gue itu bar bar?" Ucap Sheina sambil melirik bad name seseorang yang ada di depan nya tersebut.

"Menurut lo? Oh ya, sekali lo sebut nama gue, maka lo pasti bakal jatuh cinta sama gue." Ucap Vincent sambil menunjuk kan senyum mengejek nya lalu pergi dari tempat itu meninggal kan Sheina.

"Heh, lo inget ya, sampai kapan pun gue ngak bakal suka sama lo. Ngak akan.." Teriak Sheina yang hanya di balas lambaian tangan oleh Vincent.

"Dasar cowok aneh. Hah, nyesel gue datang ke sini. Lagian ngapain sih gua tadi ikut duduk sama dia? Dasar bego... bego." Ucap Sheina merutuki diri nya sendiri.

Bab berikutnya