webnovel

118. Tanda merah di leher

"Ceritamu terdengar sangat romantis, Ayah." puji Audy sambil tersenyum manis.

"Ceritamu lebih romantis, mengintip calon pacar di gudang sekolah." kelakar tuan Farraz.

"Ah! Tidak! fitnah itu Ayah! Pada saat itu aku tidak sengaja melewati ruangan itu!" elak Audy, wajah gadis itu semerah buah tomat.

"Ha... ha... ha... Ayah bisa membayangkan ekpresimu saat ketahuan sama Rey." canda tuan Farraz.

"Aish! Ayah telah mencari tahu semua yang pernah kulakukan, ya?" balas Audy menahan malu.

"Ya, karena Ayah merasa sangat penasaran dan ingin mengenal calon menantu." celetuk tuan Farraz mengakui dengan jujur.

"Ah, Ayah terlalu sering membuatku merasa malu!Hal itu masih jauh dari pikiranku karena aku masih ingin bersekolah sampai berhasil meraih cita -citaku." jelas Audy.

"Sayang sekali... Padahal Ayah tidak sabar untuk menimang cucu yang gemuk dan lucu! Setelah menikah kau tetap bisa sekolah! Ayah tidak melarangmu meraih cita -citamu!" timpal tuan Farraz.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya