Martabat Fuji juga terasakan dengan jelas dari senyumannya. Dia sudah melewati banyak momen suka dan duka dengan keluarga ini. Selama 41 tahun mengabdi berarti juga membuatnya mengetahui banyak hal dari keluarga Sumeler, bahkan mungkin termasuk rahasia kelam mereka.
"Itu artinya, Anda pun ikut mengantar kepergian ketiga kakak Dian Sumeler?"
Nija mengajukan pertanyaan yang jawabannya sudah pasti.
"Tentu," jawab Fuji.
Mereka berhenti berjalan karena sudah sampai di sudut lorong. Di sana, mereka melihat sebuah tangga menempel di kedua dinding, menjulur naik ke atas.
"Setelah melewati anak-anak tangga ini, kita akan sampai ke kamar loteng," kata Fuji. Dia lalu memperingatkan, "Tangganya cukup curam. Silahkan berhati-hati."
Fuji memimpin langkah mereka. Dia dapat berjalan dengan baik, seolah dia sudah hafal semuanya. Dia tidak perlu menunduk untuk memperhatikan langkahnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com