Untungnya dia sendiri bukan orang sembarangan. Ada yang pernah bilang, jauh lebih mudah membunuh sepuluh pendekar kelas satu daripada harus membunuh seorang Arya Saloka.
Agaknya ungkapan tersebut tidak terlalu berlebihan juga. Malah sangat pas dengan gambaran yang sekarang terjadi.
Sudah cukup lama Cin Tong dan Tan Meng menyerang Arya Saloka tanpa memberikan jeda sedikit pun. Mungkin hampir atau lebih dari sepeminum teh lamanya. Tapi sampai sejauh ini, perjuangan mereka berdua masih sia-sia.
Pendekar Tangan Sakti tetap hidup. Malah dia belum menderita luka, kecuali hanya sedikit. Dan itupun cuma berupa luka luar yang ringan saja.
Di atas sana, langit semakin menghitam. Kentongan kedua berkumandang di kejauhan sana. Suara kelelawar mulai jarang. Sekarang yang terdengar hanyalah suara jangkrik dan beradunya benda keras yang tak kunjung berhenti. Di dalam dua suara itu, sering terdengar juga jerit memilukan menjelang kematian.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com