webnovel

LAKI-LAKI YANG LANGKA

"akan ku buat kamu yang memohon-mohon untuk menjadi peliharaan ku Bima..." ucap Naura dengan senyum bak iblis.

sedangkan Bima dia tidak sadar kalo sedang di ikuti oleh Naura wanita yang sekarang dia benci dan tidak akan mau lagi bertemu dengan wanita itu.

saat sampai di rumah Bima langsung masuk dan ternyata Ibunya menunggu dia datang sehingga Ketika Bima masuk rumah dan di ruang tamu ibunya langsung menghentikan langkah kaki Bima.

"sayang...,kamu dari mana saja." tanya Sarah dengan khawatir dan langsung menghampiri Bima.

"buk..." kata Bima sambil menyalami tangan Sarah yang merupakan ibunya.

"masyaallah ibu kangen kamu sayang..." kata Sarah yang langsung memeluk Bima dengan erat.

Sarah meneteskan air matanya,sudah dari semalam dia mencari Bima tapi Bima susah untuk di hubungi. malahan nomor Bima tidak aktif sehingga semangkin membuat Sarah khawatir.

pikiran tidak baik sudah berputar-putar di kepalanya,dia tidak mau kalo anak bungsunya itu harus kenapa-kenapa. sudah cukup Kakak Bima saja yang jauh dari mereka tapi jangan sampai Bima juga di ambil dari pelukannya untuk sekarang.

"buk...,Bima gak kenapa-kenapa. ibu tenang aja." ucap Bima menenangkan Sarah.

"Bima...,kamu dari mana saja. kenapa handphone kamu tidak bisa di hubungi." tanya Ardiansyah dengan lembut.

"maaf yah...,Bima kemarin nginap di rumah Joni. bodohnya Bima lupa kasih kabar sama kalian, kalo masalah handphone. sepertinya handphone Bima lowbat deh kayaknya." bohong Bima.

Bima tidak mungkin menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, karena jika Bima ceritakan apa yang sebenarnya terjadi maka Bima akan di minta untuk menikahkan wanita itu tanpa ada alasan.

"Astaghfirullah halazim nak...,lain kali kasih kabar sama ibu,jangan bikin ibu sama ayah kamu khawatir." ucap Sarah dengan lemah lembut.

"iya buk...,Bima minta maaf ya karena telah bikin ayah sama ibu khawatir. Bima juga janji gak bakal ngilangin ini lagi." ucap Bima yang di akhiri dengan senyum manis.

"ya udah kamu ganti baju gih. ayah mau bicara sama kamu." ucap Ardiansyah.

"baik yah." jawab Bima.

setelah itu Bima langsung masuk kedalam kamarnya. sebenarnya Bima sangatlah penasaran dengan apa yang ingin di bicarakan sama ayahnya.

sedangkan Naura tersenyum melihat Bima yang begitu menurut dengan orang tuanya,dia tidak menyangka kalo Bima sangatlah menyayangi orang tuanya.

"laki-laki yang langka. semangkin melihat sikap kamu sama orang tua mu,maka aku semangkin tertarik dengan diri mu." ucap Naura yang di hiasi dengan senyum cantiknya.

setelah itu Naura langsung pergi dari depan rumah Bima,dia sudah cukup puas karena telah mengetahui dimana Bima tinggal dan dengan sangatlah mudah membuat Bima jatuh kedalam pelukannya.

saat sudah menggantikan baju dan membersihkan wajahnya,Bima langsung menghampiri ayah dan ibunya yang ada di ruangan tamu. jantung Bima sangatlah berdegup dengan kencang karena gugup dengan apa yang akan di bicarakan oleh ayahnya dengan dirinya.

saat sampai di ruang keluarga Bima langsung duduk dan melihat keliling ruang tamu yang tidak begitu besar itu. tapi ayahnya tidak ada sehingga Sarah datang membawakan minuman dan cemilan untuk di santap saat lagi santai agar suasananya juga tidak terlalu tegang.

"ibu...,ayah mana." tanya Bima yang heran karena Ardiansyah tidak ada di ruang tamu itu.

"ayah lagi di dalam kamar." jawab Sarah dengan lembut.

"oh..." ucap Bima.

setelah itu Bima langsung menyantap cemilan yang dibawakan oleh ibunya itu, sedangkan Sarah dia duduk di sofa yang ada di depan bina sambil menyeruput teh yang di buatkan oleh dirinya sendiri itu.

saat Ardiansyah sudah sampai di ruang tamu,Bima langsung membenarkan posisi duduknya dan dia juga tidak lagi memakan cemilan yang di buatkan oleh ibunya itu.

"Bima..." panggil Ardiansyah sehingga membuat Bima semangkin tegang.

"iya yah..." jawab Bima dengan sedikit tegang.

"ayah dan ibu ingin jujur sama kamu." kata Ardiansyah sehingga membuat Bima mengerutkan keningnya.

"jujur...,jujur tentang apa yah." tanya Bima dengan heran.

"sebelumnya ayah tanya dulu sama kamu, boleh." tanya Ardiansyah yang langsung di angguki oleh Bima.

"iya boleh yah..." jawab Bima.

"maaf bukannya ayah ingin menyinggung perasaan kamu,tapi apakah benar kamu sudah di PHK dari perusahaan tempat kamu bekerja." tanya Ardiansyah dengan serius.

DEG...

jantung Bima berdetak dengan cepat,hal yang tidak mau dia beritahukan sama ayah dan Ibunya. tapi ayah dan ibunya lebih dulu mengetahui akan hal itu.

Bima bingung harus jawab apa,dia tidak mau mengecewakan orang tuanya. tapi tidak mungkin juga jika Bima berbohong karena itu adalah dosa.

"ayah tau dari mana." tanya Bima dengan menundukkan kepalanya.

"dari Rani, semalam dia kesini menanyakan kamu yang susah di hubungi dan dia juga minta maaf karena telah marah-marah sama kamu. terus dia menceritakan apa yang terjadi sama kamu sehingga kamu susah untuk di hubungi." jelas Ardiansyah.

"ck..., Rani kenapa sih kamu harus kasih tau ayah sama ibu." ucap Bima di dalam hatinya.

"iya nak..., apakah benar apa yang dikatakan oleh Rani itu." sekarang Sarah bertanya kepada Bima.

"iya buk...,maaf Bima udah mengecewakan kalian dan sekarang Bima pengangguran sehingga semangkin membuat kalian menjadi terbebani." kata Bima dengan menundukkan kepalanya.

"sudah lah...,jangan berpikir begitu. hanya saja ayah ingin menyampaikan ini sama kamu, tapi kamu jangan berpikir yang macam-macam hanya saja ayah ingin memberitahu kamu saja." ucap Ardiansyah dengan dia menyerahkan sebuah map berwarna merah kepada Bima.

Bima pun langsung membukanya dan saat Bima buka betapa kagetnya Bima karena restoran ayahnya yang sudah lama di rintis dari bersama Bima juga,harus di jual.

"yah...,ini apa maksudnya." kaget Bima.

"ayah terpaksa menjualnya nak. karena ayah tidak bisa lagi menutupi hutang-hutang yang ayah pinjam dari bank dan kamu tau kan kalo kebangkrutan ini terjadi karena salah satu kariyawan kita korupsi uang restoran itu." jelas Ardiansyah dengan tenang.

"tapi yah...,Bima gak mau kalo restoran ini harus terjual. ini sudah susah payah kita bangun dari awal sampai akhirnya seperti ini." ucap Bima yang tidak terima keputusan ayahnya itu.

"terus ayah harus bagaimana Bima...,itu salah satu cara yang baik." ucap Ardiansyah.

"gak ini bukan cara yang baik yah..., emangnya kariyawan yang korupsi itu belum tertangkap ya." tanya Bima dengan wajah serius.

"udah..,hanya saja uang itu tidak akan pernah kembali. karena uang itu sudah dia bayar buat operasi ibunya yang sakit kanker." jelas Ardiansyah.

"astaga..." ucap Bima yang prustasi.

Bima dan keluarganya tidak pernah bisa tega untuk berbuat tegas kepada orang-orang yang telah membuat mereka sakit. apa lagi kariyawan tersebut korupsi karena untuk membayar operasi ibunya.

"kalo begitu jual mobil Bima."

bersambung....

Bab berikutnya