webnovel

Lelaki Tampan Misterius

Penulis: Ana_Krist
Lainnya
Sedang berlangsung · 20.2K Dilihat
  • 9 Bab
    Konten
  • peringkat
  • N/A
    DUKUNG
Ringkasan

Lisa, gadis mungil berasal dari keluarga sederhana mempunyai hobi jogging di pagi hari. Ia bertemu dengan seorang lelaki tampan namun membuatnya kesal karena tingkahnya. Lelaki itu justru tinggal di sebelah rumah Lisa selama satu bulan lamanya. Apakah yang dilakukan selama 30 hari ?

Chapter 1Kedai Cofe

"Kak, pesan kopi nya dua ya! Meja nomer 13."

"Iya mas, ditunggu!"

Seorang lelaki muda sedang memesan kopi pada sebuah kedai milik pak Hartono. Salah satu pelayan kedai tersebut adalah putri pertama dari keluarga hartono, Lisa Permata Sari. Setiap sore Lisa dan keluarganya mempersiapkan kedai dan membukanya tepat pukul 5.

2 Januari 2021, seperti malam minggu sebelumnya, hari ini ramai dipenuhi pembeli. Namun malam ini terlihat aneh dan berbeda dari biasanya. Suasana dingin dan angin yang berembus syahdu menambah hasrat pembeli untuk mampir ke kedai kopi tersebut. Sehingga banyak yang rela mengantre demi mendapat kopi keinginan mereka.

"Woi, main srobot aja. Antre donk!" Teriak salah satu pengunjung karena melihat seorang lelaki mendahului nya.

"Iya nih, dateng terakhir ya dibelakang donk jangan seenaknya sendiri !" Tambah pemuda lain dengan sedikit raut heran.

Tanpa menghiraukan ucapan orang-orang yang sedang mengantre, lelaki mengenakan sweater abu-abu dipadukan jeans hitam dan memakai topi tersebut hanya memalingkan muka dan sekilas menatapnya. Dingin dan tajam.

"Diam kalian!" Dengan nada membentak.

"Tolong layani aku dulu ! Aku akan bayar semua tagihan mereka." Ucap lelaki itu pada Lisa.

"Maaf mas, di kedai kami harus antre. Jadi anda tolong patuhi aturan disini ya !"

"Apa kamu tidak dengar apa kataku tadi?"

"Biarkan dia duluan mbak, mungkin ada urusan yang mendesak." Kata seorang pemuda di antrean.

"Maaf ya mas, kalian jadi menunggu lagi lebih lama."

"Tidak apa-apa mbak." Jawabnya sambil tersenyum.

"Mas mau pesan kopi rasa apa?"

"Kopi latte 10 ya, saya tunggu di mobil. Ini uangnya untuk membayar pesanan saya dan mereka." Ia menyodorkan uang seratus ribuan sebanyak 10 lembar.

"Wah, ini terlalu banyak mas. Mungkin b

mas ambil lagi separuhnya."

"Sudah jangan banyak omong, cepat buatkan pesanan saya dan antar ke mobil seberang jalan !" Kata-kata dingin dengan wajah mengintimidasi kemudian berlalu meninggalkan kedai dan memasuki mobil jeep warna biru.

Lisa bersama dua pekerja dikedai tersebut segera membuat pesanan kopi lelaki itu.

"Mbak, kok ada ya orang kaya gitu. Udah datengnya akhir, maksa lagi minta dilayani dulu." Celetuk Widi sambil meracik kopi.

"Iya. Ganteng sih, tapi sikapnya bikin ilfil. Nggak suka aku. Ih, amit-amit deh jangan sampai kenal cowok kaya dia." Lala juga menambahi.

"Sudah, kalian jangan gibahin dia ! Ntar denger, aku nggak bisa bayangin apa yang akan dia lakukan. Hi..... takut." Lisa berusaha menghentikan mereka.

"Iya deh. Stop ya mulut, jangan ngobrolin dia. Kita ngobrolin idola aja, mas al hehehe."

"Mulai deh,, pagi siang malem mas al terus yang dipikirin. Pantes sampe sekarang g ada yang nyanthol dihati. hahaha"

"Biarin,, suka-suka gue donk. Lagian masih muda juga. Nggak mau mikirin pacar, nanti kalo jodoh pasti dateng sendiri."

"Sudah jadi nih kopinya, siapa yang mau antar ?"

"Ya mbak lah, masak kita. Kita takut mbak."

"Kalian ini, ngomong aja yang dibesar-besarin, nyali nya seuprit."

"Maaf ya mbak, tapi kami beneran takut."

"Ya sudah, aku yang antar saja. Kalian layani pesanan mereka yang antre dari tadi. Kasian menunggu lama." Kemudian membawa 10 pesanan kopi lelaku itu keluar kedai.

"Ok mbak. Siaaap." Jawab Widi dan lala serempak.

"Ditunggu ya mas, mas ! Ini pesanan lelaki tadi baru jadi. Maaf jadi menunggu lama." Kata Lisa pada pengunjung lain dengan merendahkan kepalanya tanda meminta maaf.

"Iya mbak, tidak apa-apa. Kami setia menunggu."

Jalanan terlihat lalu lalang dengan kendaraan roda dua. Butuh menunggu beberapa detik untuk berhasil sampai ke mobil jeep lelaki itu.

"Ini mas pesanan kopinya."

Dia nampak kaget dengan kehadiranku yang tiba-tiba. Terlihat masih mengotak-ngatik mesin mobil itu.

"Letakkan di dalam mobil saja ! Aku masih harus menyelesaikannya."

"Baiklah."

Kubuka pintu mobil yang tidak terkunci itu. Aroma mobil yang nyaman dan wangi membuatku ingin berlama-lama disana. Lelaki ini suka wewangian rupanya. Ia juga menggunakan parfum yang nyaman untuk dihirup. Namun kenapa sikapnya arogan dan tak mau mengalah seperti itu. Ah sudahlah.

Lisa meletakkan kopi itu di samping kemudi dengan rapi. Ia tertarik dengan foto pada bingkai yang ada di sela sela bangku. Dua lelaki mengenakan jas serupa memakai kacamata hitam dengan senyum manisnya. Aduh, kenapa ganteng sekali foto itu. Pasti mereka bersaudara, tinggi, ganteng dan berkharisma.

"Kenapa lama sekali didalam mobilku."

"Eh, maaf mas." Karena kaget, Lisa menjingkat sampai kepalanya terbentur pintu mobil.

"Minggir dari sana ! Saya mau pulang." Kata lelaki itu kemudian memasuki mobil dan beranjak meninggalkan Lisa.

Lisa hanya terpaku melihat tingkah lelaki yang menaiki jeep itu. Bukan bilang terimakasih sudah dibawakan.

"Dasar, lelaki macam apa dia. Nggak tahu terimakasih." Gerutu Lisa

Lisa melangkahkah kaki meninggalkan sebrang jalan, namun pandangannya teralihkan oleh lap yang tergeletak disampingnya.

"Apa ini milik lelaki tadi ya ?" Lisa memgambil lap warna oranye itu dan memasukkan kedalam saku celananya.

"Selain nggak tahu terimakasih, ternyata dia lelaki pelupa. Bisa-bisanya lap mobil terjatuh dan dia tidak tahu." Kata Lisa dengan menggelengkan kepala.

Lap itu terjatuh ketika Lisa mengucapkan "Ini mas pesanan kopinya." Lelaki itu kaget dan menyenggol lap didekat tangan kanannya.

"Wah,,, kenapa mbak lama sekali? Dia kasih apa ke embak."

"Ah, kamu ini. Tadi dia masih memperbaiki mobilnya."

"Sudah diantarkan sampai sama, bukannya bilang makasih kek, ih. Diem aja."

"Letakkan di dalam mobilku." Tiru Lisa dengan nada dingin dan sorot mata yang tajam.

"Hi,, aku takutnya kalo mbak di apa-apain."

"Pikiranmu ya."

"Pasti teriak lah, banyak cowok juga disini. Tapi apa kalian tahu apa yang aku lihat didalam mobilnya?"

"Em, foto mbak Andin?"

"Hahaah, udah serius tanyanya, jawabnya mbak andin. Ya bukanlah, makanan atau pistol mbak?" Tambah Lala.

"Duh kalian ini. Dibalik sikapnya yang seperti itu, menyebalkan, ternyata dia punya sisi yang nyaman."

"Wow, wow, mbak terpesona ya."

"Diem dulu deh ! Aroma didalam mobilnya, wangi, nyaman, mobilnya juga bersih. Perfect nggak sih?"

"Mbak Lisa curhat ni, hihi"

"sssttt, kita dengarkan dulu ceritanya !"

"Dia juga wangi, nyaman gitu nyium baunya. Satu lagi, dia menyimpan foto bersama lelaki dan sepertinya itu...."

Belum selesai ucapan lisa, Widi memotongnya

"Apa? Dia penyuka sesama jenis. Oh no, jeruk makan jeruk."

"Ih, belum selesai aku ngomongnya."

"Maaf mbak, aku kaget soalnya."

"Mereka berwajah sama, berjas serupa dan tersenyum di foto itu. Sepertinya mereka saudara."

"Kalian ngomongin siapa? Nggibah aja kerjaannya. Sudah hampir jam 9, silahkan pulang ! Giliran bapak yang jaga." Ucapan pak Hartono mengagetkan Lisa, Lala dan Widi.

"Baik pak. Kami siap-siap dulu." Jawab Lala dan Widi serempak.

Lisa juga bersiap melepas celemek yang ia kenakan dan membereskan meja tempat ia melayani pembeli. Ia masukkan hp kedalam tas kecil lalu menentengnya. Ia pamit dan mengendarai motor scoopy seorang diri. Bayangan lelaki itu tak kunjung hilang dari angannya.

"Em, aku menyimpan lap lelaki tadi. Mungkinkah aku akan bertemu lagi suatu hari nanti?" Gumam Lisa yang masih berada di atas motornya. Pekatnya malam ini berhasil ia taklukkan hingga tiba dirumah 5 menit lebih cepat dari biasanya.

Anda Mungkin Juga Menyukai