Akhirnya Asya kembali juga ke rumahnya setelah dua malam menghabiskan waktunya menyendiri di hotel langganannya. Ia pulang kerumah karena sudah berjanji kepada Dion, jadi tak mungkin membuat putra semata wayangnya itu kecewa lagi.
Erlan menyambut dingin kepulangan Asya, ia ingin Asya menyadari kalau dirinya kesal akan sikap Asya yang tak peka kalau ia dan Dion kecewa karena ia tak berkata jujur tentang kepulangannya. Namun sayangnya pemikiran Erlan tak sama dengan Asya, ia tak terkecoh sama sekali dengan wajah masam Wrlan yang duduk di sofa ruang tamu itu.
"Hai pi, lagi santai ya?" Sapa Asya dengan santai dan ke lantai atas, tak ada ciuman hangat, tak ada sambutan tangan, dan juga tak ada langkah yang menghampiri Erlan dan mengerti akan ekspresinya saat ini.
Bongkahan kesal di hati Erlan semakin keras dan membesar, sungguh ia sangat jenuh dengan sikap acuh Asya yang tak bisa mengerti akan kemauannya dan tak bisa menghargainya sebagai seorang suami.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com