Iqi mengacak rambutnya. Konsentrasinya pada film yang sedang ia tonton … buyar. Cowok itu bahkan sudah menekan tombol pause, lalu menggeser laptop turun dari pangkuannya, setelah membaca satu baris kalimat yang Moa tulis. Ia berdecih kesal. Kenapa juga Moa harus mengingatkan itu padanya.
"Setahuku, tidak boleh marahan lebih dari tiga hari. Setelah itu … DOSA!!" Iqi kembali membaca pesan yang Moa tulis. Entah sudah berapa kali ia membacanya—hingga sudah pasti ia hapal di luar kepala. Seumpama akan ada tes, yang menanyakan apa yang Moa tulis untuknya … Iqi pasti akan bisa menjawab secara tepat. Sampai besar kecil nya huruf yang digunakan. Juga tanda bacanya.
Argghhhh …. Iqi benar-benar kesal pada gadis itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com