webnovel

8

***

hari hari yang biasa. dimana hubungan Hikaru dan Kazuya masih tanpa suara.

Hikaru yang sama sekali tidak ingin berbicara dengan Kazuya dan Kazuya yang hanya diam menerima semuanya.

"sepi sekali.." gumam Hikaru pelan sembari memainkan ujung selimutnya.

Brak! Brak!... sebuah suara ramai mendekat ke kamarnya. biasanya tidak ada suara seperti itu. Hikaru hanya diam, dengan duduk di atas kasurnya seperti biasanya. hingga banyaknya orang yang membuka pintu dengan seragam kepolisian, dan wartawan. Hikaru yang mungkin sudah terlalu terbiasa dengan semua kejutan yang terjadi tidak terlalu bereaksi, suatu saat kejadian ini pasti akan terjadi. hal yang selalu disembunyikannya dari semua orang, suatu saat orang-orang itu akan mendekati dirinya. dan mengatakan semua kebenarannya, kepolisian itu berusaha masuk namun di tahan oleh suster. suster yang sebelumnya dimarahi oleh Kazuya, terlihat bersusah payah untuk menahannya masuk.

"Ma-maaf Pasien masih dalam masa pengobatan.." seru suster itu dengan wajah yang memucat, namun polisi itu bersikeras dan mendorongnya hingga terjatuh. suster itu berusaha bangkit dan mendorong kepolisian untuk segera pergi dari sana. mereka memandangi ke arah sekitar dan dengan cepat masuk saat melihat Hikaru yang berada disana.

"jangan masuk!" seru suster itu saat banyaknya orang yang masuk ke dalam, dan dirinya yang semakin terpuruk.

"ini urusan kepolisian, harap dimaklumi" seru polisi tegas dan menutupi pintu mengabaikan suster yang berteriak disana, kepolisian itu duduk di depan Hikaru. melihat penampilan Hikaru.

mereka menarik paksa wajahnya dan memegangi mata dan kepalanya yang di perban. Hikaru hanya diam saja.

"apa..mereka yang melakukannya-?" tanyanya langsung. Hikaru hanya diam, tidak mengatakan apapun.

"cih, kita telat padahal anak itu yang sudah memberitahu kita!" seru polisi dengan frustasi. polisi yang lainnya, menepuk bahunya berusaha untuk menenangkan atas alasan yang Hikaru sama sekali tidak ketahui.

"kita sudah berusaha sekuat tenaga, namun keluarga Hikaru itu terkenal dan pandai menyembunyikan semuanya, dan lihatlah anak yang malang ini..." seru mereka menatap Hikaru dengan tatapan kasihan nya. kenapa mereka menatap Hikaru dengan tatapan seperti itu, apa yang sebenarnya terjadi-?

mereka memegangi bahu Hikaru dan menatapnya dengan wajah kasihan.

"apa kau baik baik saja nak-?"

apa yang terjadi-? bukankah dirinya baik baik saja..apa yang mereka katakan-?

"ck lihatlah tubuhmu yang penuh luka, kasihan sekali..kasihan sekali.." kata kata yang di ucapkan nya, membuat telinganya terasa berdengung dan semua kamera yang di arahkan padanya membuat matanya terasa silau.

apa yang terjadi-?

biasanya ruangannya sepi dan mendadak semuanya begitu ramai, sebenarnya apa yang sedang terjadi-?

bahkan Hikaru tidak mengetahui apapun tentang dirinya. apa yang dikatakan mereka-? kepalanya terasa pusing, dan wajah mereka menatapnya kasihan. bukankah dirinya baik baik saja-? wajah yang semula terlihat kini mulai seperti bayangan hitam, nafasnya terasa sesak saat kata kata terus diucapkan padanya. Hikaru sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakannya dan suara jepretan kamera yang seakan memenuhinya membuatnya sesak.

"apa yang mereka lakukan padamu nak?" , aku tidak mengerti...

"katakan pada kami! kami ada disini!", aku tidak membutuhkan kalian...

"kau akan baik baik saja nak..", aku tidak mengerti apa yang kalian katakan.

kenapa aku dikasihani-?

kenapa aku..-?

apa yang sebenarnya terjadi padaku-?

siapa sebenarnya aku--?

"kasihan sekali..", tatapan mereka dan perkataan mereka seolah mengatakan bahwa Hikaru sangat menyedihkan.

Hikaru bahkan tidak mengerti, ruangan yang sepi mendadak ramai. orang-orang yang tidak dikenalinya mengerubungi dirinya menatapnya dengan tatapan kasihan yang mengatakan kalau dialah orang paling menyedihkan di dunia, ruangan yang sempit kini terasa semakin sempit bahkan rasanya tidak ada ruangan untuk Hikaru sekedar bernafas. rasanya begitu sesak, suara Hikaru bahkan tidak mau keluar. Hikaru memegangi kedua sisi kepalanya dan menunduk. berusaha menyembunyikan semuanya, namun bayangan hitam yang banyak itu datang dan memotretnya.

seolah dia hanyalah pajangan. tidak membiarkan Hikaru kabur sedikitpun.

"dia kasihan sekali.."

"kasihan sekali..."

"kasihan sekali...". seru mereka, kata kata yang seolah menghantuinya. dan mempertimbangkan dirinya sendiri.

""Diam.."" Hikaru ingin mengatakan semuanya, namun lagi lagi suaranya tidak mampu keluar. Hikaru seperti terjebak dalam ruangan yang gelap.

terasa begitu pengap.

Hikaru merasakan badannya yang terasa begitu kaku. begitu familiar dan begitu takut dengan semuanya.

Deg!

Brak!

sebuah suara pukulan terdengar, Hikaru mengangkat kepalanya pelan. melihat sosok yang dikenalinya, mengusir semuanya dengan wajah pemarah yang terlihat sangat berbeda dari biasanya.

suara jepretan kamera masih terdengar, suster yang membungkuk memohon maaf namun Kazuya mendorongnya dan menutup kasar pintunya. mendadak semuanya terhenti seketika, ruangan yang penuh dengan orang-orang itu seketika sepi seperti biasanya. Kazuya mendekati Hikaru, dan memeluknya, mengusap puncak kepala Hikaru. rasanya begitu nyaman, berbeda dengan yang lainnya yang mengatakan kasihan padanya. memandangnya seperti dirinya sangat menyedihkan.

"tidak apa apa Hikaru... semuanya baik baik saja, semuanya sudah pergi.." seru Kazuya menenangkannya. Hikaru pelan mengarahkan kepalanya pada Kazuya, dan gemetaran nya yang tidak kunjung terhenti. Kazuya hanya terus menerus mengatakan hal yang menenangkan, Hikaru hanya menatap dalam diam ke arah pintu dimana banyaknya orang yang masuk ke dalam. dan sekarang semuanya berakhir, kenangan tadi seolah seperti bayangan hitam yang membuatnya terkekang. Hikaru merasa ketakutan saat itu, sangat ketakutan.

dengan semuanya.

jantungnya yang berdetak begitu kencang seolah akan hancur, membuat nya sangat ketakutan. dan perlahan rasa ketakutannya di redam, dan Hikaru bisa mendengarkan suara lagi.

mata Hikaru yang menatap dalam kosong, sebuah mimpi buruk yang seakan tidak berujung. apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya-?, Hikaru menatap dalam kosong, dan memegangi matanya yang diperban.

"Kazuya..apa yang terjadi padaku-?"

Kazuya hanya memeluknya lebih erat, Hikaru yang merasa jauh lebih rapuh.

"Hikaru...maaf... kau tidak harus mengetahui semuanya, kau tidak harus mengalami semuanya lagi.." bisik Kazuya dengan nada yang terdengar begitu menyedihkan. dan Hikaru yang hanya diam, dengan wajah kosongnya. hanya ada Kazuya disana, satu-satunya yang memeluknya dengan kebenaran yang bahkan tidak diketahuinya.

kebenaran yang menakutkan.

***

Bab berikutnya